Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenang Peristiwa Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya

image-gnews
Peserta bersorak ketika bendera Merah Putih berkibar di Hotel Majapahit saat aksi teatrikal peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato, sekarang Hotel Majapahit, di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 19 September 2018. Aksi teatrikal ini melibatkan pelajar dan warga Surabaya. ANTARA
Peserta bersorak ketika bendera Merah Putih berkibar di Hotel Majapahit saat aksi teatrikal peristiwa perobekan bendera di Hotel Yamato, sekarang Hotel Majapahit, di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 19 September 2018. Aksi teatrikal ini melibatkan pelajar dan warga Surabaya. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, JakartaPerjuangan masyarakat Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia identik dengan pertempuran 10 November 1945. Namun dua bulan sebelumnya, tepatnya 19 September, 76 tahun yang lalu, terjadi peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) yang menjadi pemicu pertempuran Surabaya.

 

Perobekan bendera Belanda ini merupakan salah satu aksi simbolis yang dilakukan masyarakat untuk menyatakan Indonesia telah merdeka. Lebih lanjut, hal ini juga menjadi pernyataan sikap masyarakat Indonesia dalam melawan penindasan oleh penjajah.

Peristiwa ini diawali dengan pengibaran bendera Belanda oleh sekelompok orang di bawah pimpinan W.V.Ch Ploegman pada 18 September 1945 pukul 21.00 tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya. Belanda tidak sendiri, mereka datang dengan sekutunya yang disebut AFNEI (Allief Forces Netherlands East Indies).

Bendera Belanda itu dikibarkan di tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato, sisi sebelah utara. Dalam tempo singkat, Jalan Tunjungan dibanjiri oleh massa yang marah, mereka memadati halaman hotel serta halaman gedung sebelahnya.

Massa yang marah lalu menggelar perundingan dengan pihak Belanda. Perundingan digelar antara Residen Surabaya Sudirman dan Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan) dengan pihak Belanda, Ploegman. Dalam perundingan tersebut, Sudirman meminta bendera Belanda diturunkan dari Hotel Yamato. Tanpa tedeng aling Ploegman menolak untuk menurunkan bendera tersebut dan menolak untuk mengakui kedaulatan negara Indonesia.

Perundingan pun berakhir dengan perkelahian hingga menimbulkan korban jiwa, salah satunya Ploegman yang tewas dicekik. Sudirman melarikan diri ke luar Hotel Yamato. Sementara itu, di luar hotel, para pemuda yang mengetahui gagalnya perundingan itu mendobrak masuk dan terjadilah perkelahian di lobi. Sebagian pemuda berebut naik ke atas hotel untuk menurunkan bendera Belanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hariyono, yang semula bersama Sudirman, kembali ke dalam hotel dan terlibat dalam pemanjatan tiang bendera. Dia bersama Kusno Wibowo berhasil menurunkan bendera Belanda, merobek bagian birunya, dan mengereknya ke puncak tiang kembali. Peristiwa ini disambut oleh arek-arek Suroboyo di bawah hotel dengan pekik 'Merdeka' berulang kali.

 

Peristiwa ini ini tidak membuat Belanda dan sekutu pergi dari Surabaya. Pada 27 Oktober 1945 pertempuran terjadi untuk pertama kalinya. Dalam permulaannya pertempuran ini hanya terjadi secara kecil-kecilan. Seiring berjalannya waktu, pertempuran ini berubah menjadi serangan umum yang memakan banyak korban.

GERIN RIO PRANATA

Baca juga:

Jejak Kota Surabaya dalam Ikon Tugu dan Monumen

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

22 jam lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.


Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan sedang berada di kamar hotel. Unsplash.com/Eunice Stahl
Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

Okupansi rata-rata hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini meleset dari target 90 persen, hanya berkisar 80-an persen.


Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

3 hari lalu

Hotel Tentrem Yogyakarta. Foto: IG @hoteltentremyogyakarta.
Libur Lebaran Usai, PHRI Yogyakarta Langsung Garap Paket Wisata Syawalan Hotel

Paket syawalan usai libur Lebaran ini diharapkan menjadi satu pengobat melesetnya target okupansi hotel di Yogyakarta pada libur Lebaran ini.


Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

4 hari lalu

Ilustrasi interior hotel. Pixabay
Okupansi Hotel di Yogyakarta Meleset dari Target saat Libur Lebaran, Inikah Penyebabnya?

PHRI berharap tahun-tahun mendatang akan lebih banyak event untuk menjaring wisatawan datang ke Yogyakarta.


Okupansi Kamar Hotel di Solo Raya Musim Libur Lebaran 2024 Lebih dari 90 Persen

8 hari lalu

Solo Paragon Hotel & Residences
Okupansi Kamar Hotel di Solo Raya Musim Libur Lebaran 2024 Lebih dari 90 Persen

Tingkat hunian atau okupansi kamar hotel di wilayah Solo dan sekitarnya atau Solo Raya di musim libur Lebaran 2024 atau Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriyah ini rata-rata lebih dari 90 persen


Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

9 hari lalu

Petugas melakukan pemantauan hilal atau rukyatulhilal di Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi DKI Jakarta, Jakarta, Selasa, 9 April 2024. Kementerian Agama menurunkan tim ke 120 lokasi di seluruh Indonesia untuk memantau hilal yang hasilnya akan dibahas dalam sidang isbat guna menentukan 1 Syawal 1445 H. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.


Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

11 hari lalu

Demonstran pro-Palestina melakukan protes saat konflik antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas berkecamuk di Munich, Jerman, 9 Oktober 2023. REUTERS/Christine Uyanik
Genosida Gaza, PNS Jerman Menuntut Penghentian Pasokan Senjata ke Israel

Para pegawai pemerintah menyerukan Jerman dan Belanda untuk menghentikan pengiriman senjata karena masalah hak asasi manusia di Gaza


Ahmad Dhani Dinilai Menjadi Lawan Berat Eri Cahyadi di Pilkada Surabaya

11 hari lalu

Musisi Ahmad Dhani menghibur penonton saat tampil pada BNI Loud Fest di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu 23 Juli 2023. Dalam BNI Loud Fest Vol.2 2023 tersebut group musik Dewa 19 feat Ari Lasso membawakan sejumlah lagu di antaranya Roman Picisan, Pupus dan Kangen. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Ahmad Dhani Dinilai Menjadi Lawan Berat Eri Cahyadi di Pilkada Surabaya

Meski Eri Cahyadi telah menyatakan bakal maju lagi, namun bakal seru jika Gerindra mendorong Ahmad Dhani untuk berkompetisi di Kota Pahlawan.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

11 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

12 hari lalu

Seorang pengunjuk rasa memegang poster memprotes eutanasia di depan gedung parlemen di Lisbon, Portugal, 29 Mei 2018.[REUTERS/Rafael Marchante]
Lelah dengan Kesehatan Mentalnya, Wanita Muda di Belanda akan Jalani Eutanasia

Frustasi dengan masalah kesehatan mentalnya yang tak ada perbaikan, wanita muda di Belanda ini akan mengakhiri hidupnya lewat eutanasia.