Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari-Hari Terakhir RA Kartini, Kematiannya Dibunuh atau Akibat Pre-eklampsia?

Reporter

image-gnews
Raden Ajeng Kartini bersama suaminya, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. wikipedia.org
Raden Ajeng Kartini bersama suaminya, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 17 September RA Kartini, mengembuskan napas terakhirnya di usia  25 tahun. Pahlawan Pergerakan Nasional yang berjasa dalam perjuangan emansipasi perempuan, ini meninggal pada 17 September 1904, empat hari pascamelahirkan putra tunggalnya, Raden Mas Soesalit.

Padahal, ketika Kartini mengandung hingga melahirkan, ia tampak sehat walafiat. Kematian Kartini yang tiba-tiba ini menimbulkan perdebatan dan spekulasi serta kecurigaan negatif bagi sebagian pihak. 

Efatino Febriana dalam bukunya berjudul “Kartini Mati Dibunuh”, mencoba untuk menggali fakta-fakta yang beredar di sekitar kematian Kartini. Efatino, di akhir bukunya, menyimpulkan bahwa kematian Kartini sudah direncanakan.

Kesimpulan Efatino ini juga dikuatkan oleh Sitisoemandari dalam bukunya berjudul “Kartini, Sebuah Biografi”, yang menduga bahwa Kartini meninggal akibat permainan jahat dari Belanda. Belanda ingin membungkam pemikiran-pemikiran progresif dan revolusioner Kartini yang berwawasan kebangsaan.

Tempo, pada 2017, juga pernah menelusuri soal kematian Kartini yang penuh kontroversi ini. Dari hasil penelusuran, Tim Tempo menemukan temuan yang hampir serupa, yaitu hipotesis bahwa Kartini mati diracun.

Djojohadiningrat mendekap Kartini pada 17 September 1904 di kamar utama Kadipaten berukuran 5 x 6 meter. Perempuan yang baru dinikahi 10 bulan tersebut perlahan menutup mata, untuk selamanya.

Menurut Djojoadiningrat, setengah jam sebelum meninggal, istrinya masih sehat walafiat. Kartini hanya mengeluh perutnya tegang. Lalu kemudian Van Ravesteijn, dokter sipil dari Pati, datang dan memberi obat kepada Kartini. Tetapi, alih-alih membaik, tiba-tiba ketegangan di perut Kartini justru semakin menjadi-jadi dan 30 menit kemudian Kartini meninggal.

Empat malam sebelumnya, di dipan yang sama, juga dengan pertolongan Ravesteijn, Kartini melahirkan anak tunggalnya, Raden Mas Soesalit. Sebenarnya ia telah merasakan kontraksi satu hari sebelumnya. Namun dokter sipil di Rembang langganan Kartini, Bouman, tidak ada di tempat. Sehingga Djojoadiningrat terpaksa memanggil Ravesteijn dari Pati, 35 kilometer dari Rembang, kendati sang dokter baru bisa datang esok paginya.

Dari pagi hingga sore hari, persalinan Kartini tidak kunjung berhasil sehingga Ravesteijn menggunakan alat bantu yang tidak jelas kegunaannya. Hingga sekitar pukul 21.30, Kartini berhasil melahirkan dengan selamat. Djojoadiningrat menggambarkan kondisi Kartini saat itu baik-baik saja. "Kecuali ketegangan perut, tidak ada apa-apa dengan Raden Ayu," ujarnya. Malam itu juga, tanpa ada rasa cemas, Ravesteijn kembali ke Pati.

Di hari keempat, Ravesteijn datang kembali untuk memeriksa kondisi Kartini. Menurut dia, Kartini baik-baik saja. Ravesteijn kemudian meminta Kartini meminum obat. Sekitar 30 menit setelah Ravesteijn pergi, Kartini mengeluh sakit perut, sehingga Bupati menyuruh orang memanggil dokter kembali. Sayangnya, ketika dokter tiba, kondisi Kartini sudah parah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kematian mendadak itu tak cuma mengejutkan, tapi dengan segera memicu rumor bahwa Kartini mati diracun. Bouman bahkan sempat melakukan penyelidikan perihal kematian misterius itu. Dari seorang kawannya yang kenal Ravesteijn, ia mendapat informasi bahwa Ravesteijn adalah dokter yang tidak dapat dipercaya. "Kudanya saja tidak akan dipercayakan kepada dokter itu," ujarnya seperti dikutip Sitisoemandari Soeroto dalam Kartini, Sebuah Biografi (1979).

Namun, Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia Kabupaten Rembang Edi Winarno menganggap kecurigaan itu tak berdasar. Menurutnya, tidak ada alasan bagi orang di sekitar Kartini untuk membunuhnya.

Salah satu kemenakan Kartini, Sutiyoso Condronegoro, mengakui santernya isu miring seputar kematian Kartini. Tapi keluarganya lebih suka menganggapnya sebagai hal lumrah akibat proses kelahiran yang berat, yang saat ini dikenal dengan istilah pre-eklampsia. "Desas-desus itu tidak bisa dibuktikan," ucapnya seperti dikutip Sitisoemandari. 

Meskipun sampai saat ini, kebenaran dibalik kematian Kartini masih abu-abu. Tetapi setidaknya pemikirannya terus mewarnai hari-hari, khususnya perihal emansipasi perempuan. Kematian RA Kartini memang perlu kita selidiki dan ketahui, tetapi di atas itu, lebih penting bagi kita untuk terus menghidupkan gagasan-gagasan progresif dan revolusioner perempuan asal Rembang ini.

NAUFAL RIDHWAN ALY 

Baca: RA Kartini Meninggal 4 Hari Setelah Melahirkan, Mengalami Pre-eklampsia?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

7 Tanda yang Biasa Ditunjukkan Orang Menjelang Kematian

9 jam lalu

Ilustrasi kematian. Forbes.com
7 Tanda yang Biasa Ditunjukkan Orang Menjelang Kematian

Pengalaman setiap orang menjelang ajal tak selalu sama. Namun memahami tanda bisa membantu keluarga lebih ikhlas saat kematian menjemput.


Jessica Mila Tak Bisa Melahirkan Normal, Apa itu Operasi Caesar dan Alasan Harus Dilakukannya?

3 hari lalu

Jessica Mila/Foto: Instagram/Jessica Mila
Jessica Mila Tak Bisa Melahirkan Normal, Apa itu Operasi Caesar dan Alasan Harus Dilakukannya?

Jessica Mila tidak dapat melahirkan normal dan harus menjalani operasi caesar. Bagaimana prosedurnya dan apa alasan harus dilakukannya?


Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

4 hari lalu

Perempuan Palestina menggending kedua anaknya saat keluarga mereka tinggal di sekolah PBB di Gaza (3/9). AP/Khalil Hamra
Perempuan di Gaza Melahirkan Tanpa Air

UN Women melaporkan situasi terkini bagi perempuan di Gaza yang kekurangan makanan dan air, serta dampaknya bagi kehidupan mereka.


Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

8 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Pakar Saraf Jelaskan Ciri-ciri Epilepsi, dari Bengong sampai Sakit Kepala

Pakar menjelaskan ciri-ciri epilepsi yang sebenarnya sangat banyak, contohnya melamun atau bahkan sakit kepala.


Saran Ginekolog untuk Bantu Ibu Baru Melahirkan Atasi Gangguan Tidur

10 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Foto: Unsplash/Kevin Liang
Saran Ginekolog untuk Bantu Ibu Baru Melahirkan Atasi Gangguan Tidur

Ginekolog menjelaskan pentingnya dukungan keluarga dalam upaya mengatasi gangguan tidur pada ibu yang baru melahirkan.


Kisah Heroik, Bidan di Layanan Darurat Iran Bantu Ibu Melahirkan lewat Telepon

12 hari lalu

Masoumeh Mehravar, bidan di pusat panggilan darurat Iran. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Iran di Jakarta
Kisah Heroik, Bidan di Layanan Darurat Iran Bantu Ibu Melahirkan lewat Telepon

Bidan Masoumeh Mehravar dipuji oleh Pemimpin Iran tertinggi karena menyelamatkan seorang ibu dan bayinya yang terjebak di salju di Iran utara


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

14 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

14 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.


ASN Pria akan Dapat Cuti Dampingi Istri Melahirkan hingga 60 Hari

15 hari lalu

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas
ASN Pria akan Dapat Cuti Dampingi Istri Melahirkan hingga 60 Hari

Aparatur sipil negara (ASN) akan mendapat hak cuti mendampingi istri melahirkan hingga 60 hari. Aturan ditargetkan rampung April 2024.


Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

19 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Polisi Tetap Proses Hukum Ibu Bunuh Anak di Bekasi Meski Pelaku Terindikasi Skizofrenia

Polisi pastikan proses hukum kasus ibu bunuh anak di Bekasi tetap dilanjutkan, meski pelaku terindikasi mengidap penyakit jiwa skizofrenia.