TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengaku kaget dengan hasil survei yang menunjukkan banyak masyarakat merasa tak perlu divaksin lantaran merasa memiliki imun kuat.
Hasil survei itu dikeluarkan oleh Change.org Indonesia bersama KawalCovid19 dan Katadata Insight Center. "Yang buat kaget ada yang belum divaksin alasannya asal imun kuat tidak usah vaksin," ujar Siti Nadia melalui diskusi daring pada Rabu, 15 September 2021.
Menurut Siti Nadia, temuan itu menjadi tantangan besar dalam sosialisasi, edukasi dan percepatan vaksinasi, yakni adanya hoaks dan misinformasi terkait vaksin dan Covid-19.
"Ini adalah tantangan. Artinya edukasi yang harus dilalukan lebih kuat lagi," ucap Siti Nadia.
Change.org Indonesia bersama KawalCovid19 dan Katadata Insight Center menyurvei 8.299 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Survei dilaksanakan pada 6-22 Agustus 2021 dengan metode daring.
Hasil survei menunjukkan 38,3 persen tidak bersedia divaksin. Alasan utama atau sebesar 70,2 persen adalah karena merasa imun kuat sehingga tidak perlu divaksinasi. Selanjutnya, 53,7 persen responden merasa tidak percaya dengan kinerja dan efektivitas vaksin, dan 12,4 persen karena memiliki penyakit bawaan.
Bahkan, melalui survei, juga ditemukan ada masyarakat yang tidak percaya vaksin. Yakni 48,4 persen responden menjawab setelah divaksin pun masih bisa terkena Covid-19. Kemudian 41 persen beranggapan bahwa kekebalan dapat dibentuk secara alami melalui herd immunity.