TEMPO.CO, Jakarta - Hasil Survei Change.org Indonesia bersama KawalCovid19 dan Katadata Insight Center menemukan, 34,3 persen responden mengaku belum divaksin karena merasa proses untuk mendapatkannya rumit.
"Disusul 17,9 persen menyatakan tak tahu harus pergi ke mana, 16,5 persen masih menunggu vaksin yang lebih ampuh, dan 15,9 persen tak dapat antrean vaksin ketika sudah datang," ujar Manajer Riset Katadata Insight Center Vivi Zabkie melalui diskusi daring pada Rabu, 15 September 2021.
Baca Juga:
Change.org Indonesia bersama KawalCovid19 dan Katadata Insight Center menyurvei 8.299 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Survei dilaksanakan pada 6-22 Agustus 2021 dengan metode daring.
Dari hasil survei, 77,9 persen responden menyatakan telah divaksin. Sementara 22,1 persen belum. Dari mereka yang sudah, 69,8 persen mengungkap sudah divaksin karena merasa bertanggung jawab sebagai warga negara supaya bisa membasmi Covid-19.
Kemudian 51,4 persen mau vaksin untuk melindungi keluarga dan 38 persen menyatakan agar dapat beraktivitas lagi. "Namun, 5,9 persen memutuskan untuk vaksin karena merasa dipaksa atau diwajibkan," kata Vivi.
Lalu, survei juga menunjukkan 38,3 persen tidak bersedia divaksin. Alasan utama atau mendapat suara 70,2 persen adalah karena merasa imun kuat sehingga tidak perlu divaksinasi. Selanjutnya, 53,7 persen responden merasa tidak percaya dengan kinerja dan efektivitas vaksin, dan 12,4 persen karena memiliki penyakit bawaan.
Bahkan, melalui survei, juga ditemukan ada masyarakat yang tidak percaya vaksin. "48,4 persen responden menjawab setelah divaksin pun masih bisa terkena Covid-19. Kemudian 41 persen beranggapan bahwa kekebalan dapat dibentuk secara alami melalui herd immunity," ucap Vivi.
ANDITA RAHMA