Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Direktur WHO Jelaskan 5 Langkah Antisipasi dari Corona Varian Mu

Reporter

image-gnews
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Eks Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan bahwa ada potensi virus corona varian Mu menjadi variant of concern.

WHO sebelumnya memasukkan varian Mu dalam kelompok variant of interest (VoI) sejak 30 Agustus 2021. Kalau bukti-bukti ilmiahnya sudah lebih jelas, ujar Tjandra, maka mungkin saja varian baru ini naik kelas menjadi variant of concern (VOC).

"Varian Delta yang sekarang menjadi salah satu varian dominan di banyak negara, termasuk Indonesia, juga awalnya dikategorikan sebagai VoI dan kemudian masuk dalam kelompok VoC dengan berbagai masalahnya hingga kini," ujar Tjandra lewat keterangannya, Senin, 13 September 2021.
 
Adapun VoI merupakan jenis varian yang masih diduga dapat menyebabkan reaksi yang lebih parah ketimbang virus corona pada umumnya. Sementara VoC adalah varian yang tidak lagi diduga, tetapi sudah terbukti menyebabkan peningkatan penularan dan keparahan penyakit. Varian ini menyebabkan lebih banyak kasus rawat inap dan kematian.

Selain potensi VoC dan VoI, Tjandra juga mengingatkan bahwa WHO belakangan mengidentifikasi varian-varian lain yang bukti ilmiahnya masih sangat awal dan perlu pengamatan lebih lanjut. Hal itu disebut sebagai currently designated Alert for Further Monitoring, dimana salah satunya adalah varian yang bermula dari Indonesia, yaitu B.1.466.2. Sampel ini mulai didokumentasikan pada November 2020 serta mulai dimasukkan sebagai Alert for Further Monitoring pada 28 April 2021.
 
Untuk mengantisipasi varian Mu atau varian baru lain yang mungkin datang, ujar Tjandra, ada lima langkah yang harus dilakukan. Pertama, pemerintah harus meningkatkan jumlah pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) di Indonesia. Hal ini diperlukan untuk mendeteksi  berbagai jenis varian baru di Indonesia.

Data sampai 11 September 2021 di GISAID, organisasi nirlaba yang mengumpulkan semua sekuensing virus Corona di dunia, menyebutkan bahwa sekuens yang dikirim dari Indonesia berjumlah 6.035 genome. Jumlah ini masih jauh dibandingkan sejumlah negara tetangga.

Tjandra membandingkan dengan Singapura misalnya, yang sudah mengirim 6.807 genome, padahal jumlah penduduknya jauh lebih sedikit. "India bahkan sudah memeriksa dan memasukkan 46.375 genome, hampir delapan kali lebih banyak dari kita," ujar Tjandra.
 
Di samping meningkatkan pemeriksaan WGS, ujar dia, pembatasan sosial juga harus terus dilakukan serta testing dan tracing harus terus ditingkatkan. Setidaknya, ujar Tjandra, 400 ribu tes sehari dan  penelusuran kontak 15 orang dari setiap kasus positif.

"Sayangnya sampai sekarang target itu belum tercapai. Semakin banyak kasus positif terdeteksi, semakin mudah mendeteksi kalau-kalau sudah ada penularan akibat varian Mu atau varian baru lainnya," ujar dia.
 
Upaya lainnya untuk mengantisipasi varian baru Covid-19 dengan terus meningkatkan cakupan vaksinasi. Data sampai 11 September 2021 menunjukkan baru 19,94 persen cakupan vaksinasi yang lengkap sampai dosis ke dua, dengan 41.534.340 dosis. Dari jumlah itu, baru 18,61 persen penduduk lanjut usia yang dapat vaksin Covid-19 lengkap.

"Artinya masih lebih dari 80 persen Lansia kita belum mendapat proteksi memadai, padahal Lansia adalah kelompok dengan risiko tinggi tertular serta penyakitnya menjadi berat dan bahkan kematian," ujar Tjandra.
 
Terakhir, ujar dia, harus ada pengetatan terhadap orang yang baru datang dari luar negeri. "Kalau ada warga datang dari luar negeri, apalagi dari negara yang sudah melaporkan ada varian Mu, maka mereka harus dilakukan karantina setidaknya satu atau dua kali masa inkubasi," kata Yoga. "Dan terus diawasi beberapa minggu sesudah selesai karantina. Kalau perlu dilakukan pemeriksaan WGS juga." 

Baca juga: Epidemiolog Sebut Cara Mencegah Penyebaran Covid-19 Varian Mu

DEWI NURITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

3 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan


Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

4 hari lalu

ILustrasi larangan merokok. REUTERS/Eric Gaillard
Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tak buka puasa dengan merokok. Apa saja efek buruknya?


Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

8 hari lalu

Gedung-gedung diselimuti polusi udara di kawasan Kota Jakarta, Selasa 24 Oktober 2024. Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (24/10/2023) pagi tidak sehat dan menempati peringkat ke 4 terburuk di dunia. Berdasarkan data IQAir, tingkat polusi di Ibu Kota berada di angka 170 AQI US pada pukul 06.00 WIB. Peringkat kualitas udara Jakarta saat ini berada di posisi ke-4 di dunia dengan indikator warna merah, yang artinya tidak sehat. Adapun indikator warna lainnya yaitu ungu yang berarti sangat tidak sehat, hitam berbahaya, hijau baik, kuning sedang, dan oranye tidak sehat bagi kelompok sensitif. TEMPO/Subekti.
Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.


Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

8 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.


11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

9 hari lalu

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.


Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

9 hari lalu

Ekspresi seorang anak Palestina saat antre untuk menerima makanan selama bulan suci Ramadan, saat konflik antara Israel dan Hamas berlanjut, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 13 Maret 2024. REUTERS/Mohammed Salem
Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.


Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

11 hari lalu

Helena Lim. Instagram
Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

15 hari lalu

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.


Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

16 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


5 Cara Menaikkan Trombosit Secara Alami Pada Pasien Demam Berdarah

21 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
5 Cara Menaikkan Trombosit Secara Alami Pada Pasien Demam Berdarah

Meningkatkan kadar trombosit pada pasien demam berdarah bisa dilakukan dengan berbagai cara.