INFO NASIONAL-Kota Bandung Jawa Barat, masih diselimuti pembatasan kegiatan akibat pandemi Covid-19. Tapi berbeda di kediaman penulis novel Pidi Baiq di sisi utara Kota Parahyangan. Tak terasa ada pembatasan karena halaman amat luas, terbuka, dan sangat menyatu dengan alam pegunungan.
Pencetus karakter “Dilan” ini banyak menghabiskan waktunya sejak awal pandemi di rumah saja, namun tetap aktif berkarya, berkolaborasi berkat teknologi. Bagaimana Pidi Baiq melihat teknologi internet dan kaitannya dengan proses berkreasi?
Baca Juga:
Saya seperti mendapatkan banyak inspirasi, semangat dan motivasi dari mereka melalui hal-hal seperti itu,” ujar Pidi Baiq yang mengaku awalnya memanfaatkan internet hanya sekedar menyapa kawan-kawan lamanya. Namun, dia menemukan hal lain yang menarik dan melahirkan banyak karya yang menyentuh hati para penikmatnya.
Pidi Baiq yang mengawali karirnya sebagai kartunis, juga menjadi komikus dan pelukis. Pria kelahiran tahun 1972 in pun menumpahkan ekspresinya lewat syair dan lagu bersama grup musiknya The Panas dalam. Belakangan Pidi Baiq menjadi penulis cerita dan penyutradaraan.
Bagaimana seorang Pidi Baiq menjelaskan kaitan kreativitas dan keragaman keprofesian "Menulis, menggambar, atau membuat komik, masing-masing itukan "media ungkap" untuk mengekspresikan diri. Saya banyak berpikir tentang kreativitas saya sendiri dan bagaimana saya ingin melakukan lebih banyak proyek kreatif melalui media apa pun,” katanya.
Menurutnya, tiap generasi memiliki kesempatan yang sama dalam mengekspresikan karyanya, termasuk budaya dimana mereka berada."Karya saya bukan terbaik, tapi saya mengerjakannya sungguh-sungguh. Buat saya berkarya itu totalitas, jika tidak lebih baik, lebih baik tidak,” ujarnya. Dia pun mendorong anak-anak muda untuk berani memanfaatkan masa kini sebagai masa untuk berkarya, tidak terjebak menjadi penikmat karya-karya lama.
Ayah, sapaan akrab Pidi, membuka kisi-kisi karya seni apa yang siap diluncurkannya. "Saya baru saja menyelesaikan novel terbaru yang berjudul "Ancika, Dia Yang Bersamaku Tahun 1995". Novel ini masih terkait dengan Dilan. Ancika adalah pacar Dilan, setelah beberapa tahun Dilan putus dengan Milea. Novelnya sudah beredar di semua toko buku.
Media dan platform digital menjadi bagian dari cara berekspresi Pidi Baiq. Salah satu media digital yang sedang tren adalah platform OTT (over the top), seperti Netflix, Iflix, Mola TV, dan sebagainya. Bagaimana dia menilai kehadiran kanal budaya Indonesiana.tv dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek yang khusus menyajikan konten tentang kebudayaan?
"Bagus kalau ada program seperti itu. Mungkin ini saatnya kita harus memperbaiki diri agar setiap membuat program-program pendidikan, tidak lagi bersifat normatif atau khusus untuk dunia kreativitas. Kita tidak mengendalikannya ke dalam praktik ilmiah dan eksakta,” ujarnya.
"Programnya bukan cuma menjejalkan banyak teori atau wawasan pengetahuan, tapi juga berharap bisa membangun kepribadian dengan mentalitas yang baik untuk menjadi diri yang kreatif,” katanya.
Pidi Baiq menyudahi obrolan dengan pesan singkat untuk anak-anak muda, para generasi gawai, dan pelaku budaya. "Sekarang dunia maya melaju dengan kecepatan sangat tinggi. Itu menakjubkan! Mudah-mudahan kita bisa memanfaatkannya dengan sangat baik dan tetap oke, tidak kebawa menjadi instan di dunia nyata,” pesannya.(*)