Dalam pidato pembukaannya Badawi menyoroti masih terjadinya penyelundupan dan perompakan di sepanjang perbatasan kedua negara. "Hal itu harus lebih serius ditangani," ujar dia. Badawi khawatir kejahatan di sepanjang perbatasan itu mengganggu pembangunan sosial ekonomi serta keharmonisan penduduk perbatasan kedua negara.
Kerjasama kedua negara, terutama instansi yang terkait untuk itu, perlu dimatangkan dan ditingkatkan. Khusus di Selat Malaka, lanjut Badawi, kemajuan pesat telah dicapai kedua negara. "Patroli bersama telah membuktikan mampu menjaga keamanan Selat Malaka. Kita telah berhasil meyakinkan semua bangsa bahwa selat ini aman," kata Badawi.
Hal senada juga disampaikan oleh Juwono. "Kerjasama kedua negara telah banyak memecahkan masalah di sepanjang perbatasan," katanya Namun permasalahan di perbatasan semakin kompleks dan dinamis. Jenis kejahatan transnasional juga terus berkembang.
"Saya harap GBC dan badan-badan dibawahnya dapat membahas struktur dan mekanisme kerja baru guna meningkatkan kemampuan kedua negara dalam pengamanan kawasan perbatasan," ucap Juwono.
Sidang ini diikuti oleh para pejabat tinggi instansi terkait kedua negara. Delegasi Indonesia diwakili oleh antara lain Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, wakil kepala staf ketiga angkatan, Deputi 1 BIN, Dubes RI di Malaysia, pejabat Polri, Bakorsurtanal, dan Departemen Luar Negeri RI.
Sedangkan delegasi Malaysia diwakili antara lain oleh Panglima Angkatan Tentara Jenderal Tan Sri Abdul Aziz Bin Hj Zainal, Ketua Polisi Negara Tan Sri Musa Bin Hassan, Dubes Malaysia di Indonesia, dan pejabat departemen pertahan serta departemen luar negeri.
TITIS SETIANINGTYAS