INFO NASIONAL – Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali membuka kegiatan Kuliah Kewirausahaan Pemuda dengan tema "Strategi Meningkatkan Kapasitas Usaha" pada Jumat, 10 September 2021. Acara ini hasil kerja sama Kemenpora dan Universitas Negeri Padang (UNP).
Menpora Amali senang UNP menempatkan kewirausahaan menjadi mata kuliah wajib. Sebab, salah satu ukuran kemajuan perekonomian suatu bangsa ditunjukkan dengan besarnya prosentase dari masyarakat yang bergerak di bidang kewirausahaan.
"Begitu juga di Kemenpora berkonsentrasi di 5 program prioritas. Salah satunya adalah program prioritas pemberdayaan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri dan berdaya saing serta menumbuhkan semangat kewirausahaan, jadi fokus kami jelas," ucapnya.
Dengan dasar program-program prioritas itu, Kemenpora menjalankan berbagai kegiatan. Salah satunya penumbuhan minat wirausaha di kalangan pemuda khususnya para mahasiswa yang ada di perguruan tinggi.
"Mahasiswa harus kita persiapkan dengan benar-benar, selain mereka kita bekalkan dengan kemampuan akademik, juga harus ada tambahan bekal buat mereka yakni kemampuan kewirausahaan," ucap Menpora Amali.
Semangat kewirausahaan sangat penting, lanjut Menpora, karena mahasiswa setelah lulus akan berhadapan dengan persaingan yang luar biasa. Mulai dari persaingan sesama lulusan perguruan tinggi negeri, persaingan dengan sesama dari perguruan tinggi swasta, hingga dengan pesaing yang menempuh pendidikan di luar negeri.
"Apalagi ke depan kita akan berhadapan dengan bonus demografi. Kalau kita tidak persiapkan para mahasiswa, maka bonus demografi ini akan menjadi mudharat buat bangsa ini. Kita harus mengubah paradigma bahwa lulusan perguruan tinggi bukan pencari kerja tapi menjadi job creator (menciptakan lapangan pekerjaan)," tuturnya.
Rektor UNP H. Ganefri menyampaikan apresiasi kepada Kemenpora yang sudah bekerja sama dalam memberi kesempatan mahasiswa melalui kuliah kewirausahaan Pemuda . "Kuliah kewirausahaan ini bagian dari implementasi kerjasama Kemenpora dengan UNP," katanya.
Menurutnya, perhatian pemerintah dan perguruan tinggi memang sangat diperlukan untuk menyiapkan pemuda-pemuda yang memiliki keterampilan dan skill di usia usia produktif untuk menghadapi bonus demografi. “Kalau kita tidak bisa mempersiapkan pemuda-pemuda yang terampil tentunya akan menjadi sebuah malapetaka bagi bangsa ini," jelasnya. (*)