INFO NASIONAL - Tanaman florikultura memiliki potensi ekspor yang sangat tinggi. Saat ini preferensi pasar internasional mulai berubah ke arah tanaman tropis. Hal ini memberi peluang bagi para pengusaha di dalam negeri karena Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura terbesar di dunia.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pengembangan industri florikultura memerlukan dukungan inovasi secara berkelanjutan berupa Varietas Unggul Baru (VUB) dan teknologi pendukungnya. Ketersediaan inovasi unggul merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian, khususnya sub sektor florikultura.
“Hari ini kita melepas benih awal kurang lebih sebanyak 50 ribu benih sumber yang dihasilkan oleh Balithi. Dari sini akan mampu diperbanyak hingga satu juta benih yang tersebar ke beberapa petani dan juga penangkar. Kita memiliki negara dengan iklim tropis yang sangat bagus, sehingga kita bisa menghasilkan bunga tropis yang sangat indah dan diminati dunia," kata Syahrul dalam gelaran Ekspose Inovasi Tanaman Hias yang digelar di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) di Kabupaten Cianjur pada Kamis, 9 September 2021. Kementan memberikan hibah benih sumber tiga jenis tanaman hias, yaitu krisan, anggrek, dan impatiens.
Menurut Syahrul, inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas, sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk untuk meningkatkan nilai tambah, diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen.
Open house inovasi tanaman hias ini mengangkat tema 'Membangun Industri Florikultura Yang Maju, Mandiri, Modern dan Berorientasi Ekspor'. Acara ini sejalan dengan upaya pemerintah mendorong ekspor komoditas unggulan sebagai sumber devisa.
Syahrul menilai, inovasi florikultura yang telah dihasilkan perlu segera diintroduksikan secara sistemik, cepat, dan masif ke tangan pengguna, salah satunya melalui kerja sama kemitraan untuk pengembangannya. Kerja sama dengan para mitra tersebut diharapkan dapat berdampak signifikan dalam pengembangan industri florikultura.
“Setelah ini kita terobos dan kita akan siapkan pengembangannya ke depan. Kita akan jalin kerja sama dengan berbagai pihak baik dari start up, eksportir dan juga duta milenial pertanian," ujarnya
Kemandirian dalam industri florikultura, kata Syahrul, termasuk penyediaan benihnya akan dapat mengurangi ketergantungan produk dari luar (impor), bahkan bisa menjadikan Indonesia sebagai pengekspor produk tanaman hias.
Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan dalam kegiatan open house Balithi ini juga digelar pameran Agro Inovasi Fair pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-47 Balitbangtan. Sejak didirikan pada 1974, hingga saat ini, Badan Litbang Pertanian telah menghasilkan ratusan invensi, terutama terkait peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas budi daya, serta perbaikan kualitas produk pertanian.
"Balitbangtan juga terus mengembangkan berbagai teknologi untuk membangun pertanian Indonesia. Riset pertanian tidak hanya di hulu, tetapi sampai ke hilirnya, hingga akhirnya inovasi Balitbangtan sampai ke petani, industri dan masyarakat luas," tutur Fadjry. Balitbangtan berhasil mendaftarkan paten untuk 25 invensi.(*)