INFO NASIONAL - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Zainudin Amali menyatakan implementasi Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) akan dimulai bertepatan dengan peringatan Hari Olahraga Nasional XXXVIII pada Kamis, 9 September 2021.
“Rencananya besok Desain Besar Olahraga Nasional akan dimulai implementasinya dan akan disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, atau kick-off implementasi DBON,” ujar Menpora Amali saat memberi keterangan pers, Rabu, 8 September 2021. Peresmian tersebut akan dilangsungkan di Gedung Pusat Olahraga Persahabatan Korea Indonesia (POPKI) Kemenpora, Cibubur, Jakarta Timur.
Menpora kembali menegaskan DBON adalah jawaban dari arahan Presiden Jokowi saat Hari Olahraga Nasional XXXVII tahun lalu. Dalam pidatonya saat itu, Presiden mengatakan prestasi olahraga Indonesia masih sangat kurang. Penyebabnya mungkin saja karena cara yang dilakukanbelum tepat. Maka, Presiden meminta agar me-review total ekosistem olahraga nasional.
Presiden Jokowi juga berjanji akan mengelola pembinaan atlet mulai dari kementerian, lembaga, hingga ke pemerintah daerah. Oleh karena itu perlu menciptakan sinergi antara cabang olahraga yang ada.
Kemenpora akhirnya menjawab amanat Presiden tersebut dengan rancangan DBON. “Jika kita dengarkan lagi pidato Presiden tahun lalu, ada pesan untuk me-review total ekosistem olahraga nasional. Jadi (sebenarnya) bukan sekadar target. Ini proses dari hulu hingga hilir,” kata Menpora Amali.
Selama ini terbentuk perspesi bahwa DBON semata untuk pembinaan atlet pada cabang olahraga (cabor) pilihan dengan target utama mendulang medali di ajang tertinggi dunia, Olimpiade dan Paralimpiade.
Menpora Amali menjelaskan prestasi di hilir tersebut sulit tercapai jika melupakan proses di hulu. Artinya, membudayakan olahraga di masyarakat menjadi target di tingkat hulu. Hal ini penting karena hanya dengan masyarakat yang bugar akan melahirkan talenta-talenta bangsa.
“Indonesia bugar menjadi target di hulu. Kalau di hulu sudah baik, maka hilirnya berupa prestasi kita akan dapatkan. Sebaliknya, kalau di hulu lemah dan masarakat malas olahraga hasilnya kita minim prestasi. Sebab itu, kita dorong agar masyarakat membudayakan olahraga,” kata Menpora Amali.
Untuk membidik prestasi tertinggi di Olimpiade dan Paralimpiade Kemenpora telah menetapkan 12 cabor nomor Olimpiade dan dua cabor tambahan karena berpotensi mendulang medali, yakni bulu tangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, dan senam artistik. Ada pun dua cabang yangberpotensi besar jika Indonesia berhasil menjadi tuan rumah, yaitu pencak silat dan wushu.
Adapun proses pembinaan seluruh cabor tersebut dengan sistem regenerasi berjenjang. Menpora Amali memberi contoh, pada lapisan teratas dihuni atlet elite. Di bawahnya ada lapisan ke-2, ke-3 dan seterusnya. Ketika lapisan elite sudah purna maka giliran lapisan di bawahnya yang naik.
Dalam DBON, Menpora Amali juga menegaskan bahwa tidak ada perbedaan status antara atlet Olimpiade dan Paralimpiade. “Kita memberi ruang yang sama antara atlet Olimpiade dan Paralimpiade. Jadi, cabor-cabor yang akan ikut adalah yang dipertandingkan (di Olimpiade dan Paralimpiade). Semua unsur terlibat dalam DBON ini,” kata dia.
Setelah kick-off DBON, Kemenpora langsung berkooordinasi dengan kementerian/lembaga hingga para pemimpin daerah. Karena DBON hal baru sehingga patut disosialisasikan agar semua pihak mengetahuinya. (*)