INFO NASIONAL-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan PemKabup Kebumen, Jawa Tengah membangun proyek 100 hektaer tambak udang modern. Kerjasama yang dirintis sejak lima bulan lalu tersebut dibiayai KKP menggunakan dana APBN senilai Rp 180 miliar.
Proyek ini bakal melibatkan 180 petani tambak lokal dan diharapkan akan memberikan multiflier effect sehingga dapat mendorong pengembangan potensi ekonomi masyarakat Kebumen. Hal tersebut diungkapkan Ditjen Perikanan Tangkap KKP, Tubagus Haeru Rahayu dalam webinar bertajuk Bincang Bahari, Terobosan Kuasai Pasar Udang Dunia, Kamis 2 September 2021.
Proyek tersebut merupakan upaya KKP merealisasikan target produksi udang sebesar 2 juta ton per tahun pada 2024 yang telah dicanangkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. Adapun produksi udang saat ini masih 856 ribu ton per tahun. Dengan sisa waktu tinggal dua tahun ini, KKP membuat berbagai terobosan pada Perikanan Tangkap dan Perikanan Budi Daya.
Ditjen Perikanan Tangkap melakukan dua strategi untuk mendongkrak ekspor. Pertama, melakukan evaluasi data dan regulasi. Saat ini banyak tambak di pesisir pantai yang tidak lagi sesuai dengan ketentuan yang ada. “Kita tidak bisa hanya fokus pada ekonomi saja, sementara sisi ekologi diabaikan. Anak cucu kita tidak akan bisa menikmati sumber alam yang ada,” ujar Tubagus.
Kedua, melakukan revitalisasi. Luas tambak tradisional saat ini mencapai 247 ribu ha akan ditingkatkan. Saat ini produksi berkisar 0,5 – 07 ton per hektar per tahun dan akan diitingkatkan menjadi 2 juta ton per tahun. Ketiga, membuat model budi daya udang berbasis kawasan. Salah satunya bekerja sama dengan Pemkab Kebumen.
Menurut Tubagus, Kabupaten Kebumen secara teknis dapat membangun tambak udang modern yang berlokasi di pesisir laut selatan. Selain itu masyarakat dan pemerintah daerah setempat pun mendukung.
Indikator kesejahteran yang diukur dari Indeks Nilai Tukar Petambak saat ini berada di angka 102 atau 103. KKP ingin meningkatkan indeks tersebut hingga 140. Artinya, para petambak tidak lagi masuk kategori miskin. Sasaran lain adalah peningkatan jumlah devisa, pajak dan penyerapan tenaga kerja, dan Peneriman Negara Bukan Pajak (PNBP). Namun juga harus ada kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Produktivitas tambak udang di Indonesia sekitar 30 ton per ha per siklus. Ditjen Perikanan Tangkap KKP menargetkan peningkatan produktivitas hingga 80 ton per tahun dengan dua kali panen. Tambak modern tersebut dibangun berbasis kawasan yang ramah lingkungan dengan konsep blue economy.
Pada lokasi tambak udang modern tersebut akan dibangun water intake dan diatur agar tidak merusak mangrove, ada tandon , water treatment. Kolam tambak pembudidayaan juga memiliki Instalasi Pengolaan Air Limbah (IPAL) agar pembuangan sisa pakan dan sisa bahan lainyan tidak langsung dibuang ke laut tetapi melalui sebuah treatment. “Konsepnya, dari hulu dan hilir harus ada sinergi. Tidak menutup kemungkinan kita juga mengundang pihak swasta,” kata TB.
KKP juga berencana membangun 1.000 ha tambak modern di daerah lainnya. Di setiap lokasi tambak modern akan dibangun sejumlah fasilitas seperrti pabrik pakan, laboratorium untuk mengecek kesehatan udang, pabrik es, pabrik untuk pendinginan udang, dan pabrik stereofom untuk kebutuhan pengangkutan udang.
Bupati Kebumen, Arif Sugiyanto menyatakan, wilayahnya memiliki pesisir pantai sepanjang 57,5 km. Saat iini tambak-tambak udang yang dikelola masyarakat telah merusak lingkungan sekitar. Dia berharap proyek tambak udang dari KKP bisa meningkatkan produksi 40 ton per hektar, disbanding saat ini yang berkisar 7 ton. ”Dengan pembangunan kawasan tambak udang modern ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.(*)