TEMPO.CO, Jakarta - Mine dan Beyond Evil, dua di antara banyak drama korea atau drakor yang memperlihatkan begitu peliknya suatu kasus pembunuhan. Detil-detil kejadian hingga kerja keras bagian forensik mengulik semua temuan di TKP demi mencari tahu siapa pelaku pembunuhan sebenarnya.
Itu di serial drakor. Dalam kejadian nyata begitu banyak kasus kematian akibat pembunuhan yang belum terungkap pelakunya sampai hari ini. Kalaupun disebut terdakwanya, publik masih menganggap belum tuntas dan terbuka, karena ada peristiwa pembunuhan bukan merupakan kejadian tunggal. Ada pelaku dan dalangnya. Apa modusnya sehingga pembunuh tega menghabisi nyawa korbannya sebegitu rupa.
Disarikan dari berbagai sumber, berikut 5 kasus pembunuhan yang belum terang benderang pengungkapannya:
1. Ditje Budiarsih
Kisah kematian peragawati kondang asal Bandung, Dietje Budiarsih pada 8 September 1986 pukul 22.00, bertahun-tahun menarik perhatian masyarakat. Kematian tersebut masih dianggap misteri hingga kini.
Dikutip dari repository.umsu.ac.id, ada seseorang yang bernama Muhammad Siradjudin atau yang biasa dipanggil Pak De yang merupakan mantan pembantu letnan satu (peltu) di ketentaraan kemudian menjadi tersangkanya. Menurut polisi, Pak De telah menghabisi Ditje karena perkara uang. Masih menurut polisi, Pak De adalah dukun yang mengaku bisa menggandakan uang.
Namun Pak De yang merasa tak membunuh Ditje kemudian membantah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ia mengaku apa yang tercantum di BAP yang menyebutkan ia membunuh itu tak lain karena tak tahan disiksa oleh polisi. Tuntutan penjara seumur hidup keoadanya, dan ia meringkuk di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur, selama 20 tahun. "Pak De tidak membunuh Ditje," katanya berulang kali.
2. Marsinah
Marsinah, seorang aktivis buruh PT Catur Putera Surya (CPS), pabrik arloji di Siring, Porong, Jawa Timur dibunuh pada 8 Mei 1993. Menurut jurnal.unej.ac.id, Marsinah ditemukan sudah tak bernyawa di sebuah gubuk pematang sawah di Desa Jagong, Nganjuk.
Jenazahnya divisum di RSUD Nganjuk pimpinan Dr Jekti Wibowo. Marsinah dibunuh karena memperjuangkan hak para buruh, dengan 12 tuntutan yang telah dicanangkan bersama kawan-kawannya. Yudi Susanto, selaku pemilik perusahaan yag dituntut oleh Marsinah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, ia mengajukan banding dan akhirnya dinyatakan bebas murni oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia pada proses tingkat kasasi. Hingga saat ini belum terungkap siapa yang sebenarnya pembunuh Marsinah, termasuk otak di belakangnya.