Dia menambahkan keikutsertaan dalam konvensi yang digelar Dewan Integritas Bangsa (DIB) ini akibat kekecewaan sistem di partai berlambang beringin itu. Mekanisme yang digunakan kurang demokratis. "Sistemnya (penjaringan calon) tertutup," ujar dia.
Hal ini, kata dia, akan sulit melihat konsep program calon yang akan maju. Popularitas, menurutnya, yang dicari. "Padahal itu (popularitas) tidak akan bisa menyelesaikan masalah bangsa," ucap Marwah.
Konvensi, kata dia, merupakan mekanisme yang tepat dalam mencari calon pemimpin bangsa. Dia melanjutkan melalui konvensi itu, semua calon bisa beradu pemikiran dan program dalam menyelesaikan masalah bangsa.
"Masyarakat bisa menilai calon yang terbaik dan menjadi pilihannya. Tidak sekadar popularitas, tapi juga kemampuan akan jadi tolok ukur," tuturnya. Marwah optimistis calon pemimpin baru itu akan muncul dari konvensi ini.
Ketika ditanya DIB bukan partai akan kesulitan mengusung calon dalam pemilihan, dia menuturkan konsep konvensi dan pemaparan program tentu akan menarik minta masyarakat. "Jika ada dukungan yang kuat dari rakyat, tentu partai pun akan mempertimbangkannya," katanya. "Yang kami lakukan tidak akan sia-sia."
Menurut dia, semua partai baru akan menentukan pasangan calon yang akan diusung setelah pemilu legislatif yang hanya berjarak dua bulan dengan pemilihan presiden. "Dua bulan tidak cukup bagi masyarakat tahu program calon, sedangkan kami lebih dulu jalan," ujarnya.
Dia pun meyakini partai-partai menengah akan melirik calon-calon yang ikut konvensi. "Tentu untuk menciptakan kutub baru selain SBY-JK dan Megawati," katanya. "Saya melihat koalisi partai menengah akan lebih kuat."
Marwah telah mempersiapkan program kerja dan susunan pemerintahannya. "Saya akan membenahi manajerial pemerintahan terlebih dulu," katanya. Rencananya, konvensi DIB akan diselenggarakan di 12 kota mulai 19 Januari hingga 7 Maret.
EKO ARI WIBOWO