TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengatakan pemerintah harus sangat berhati-hati dalam menentukan status level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM di DKI Jakarta. Meski cenderung mulai membaik, namun Dicky menilai banyak pertimbangan yang harus diambil sebelum memastikan DKI Jakarta bisa turun level lagi.
"Kalau bicara secara jujur, berdasarkan indikator yang ada, ya Jakarta bisa turun. Tapi menurut saya harus tetap dijaga di level 3 dulu. Sampai bisa di bawah 5 persen tes positivity rate-nya," kata Dicky saat dihubungi Tempo, Ahad, 29 Agustus 2021.
Ia mengatakan jika penurunan level dilakukan, pemerintah harus bisa menjamin cakupan testing tetap terjaga. Situasi Jakarta akan sangat dinamis karena dikelilingi oleh daerah penyangga yang penanganan pandeminya masih belum terlalu baik.
"Ini yang membuat sangat dinamis. Capaian DKI Jakarta akan sangat dinamis dan tak bisa stabil. Akan sangat labil dan rentan juga rawan untuk bergerak naik turun," kata Dicky. Karena itu, jika memang akan menurunkan status level PPKM DKI Jakarta, maka harus mempertimbangkan kota penyangga.
Ia mengingatkan berapa pun level suatu daerah, penguatan 3T masih menjadi pekerjaan rumah besar. Meski tes massal cenderung berat dilakukan, namun setidaknya Dicky mengatakan pengklasteran seharusnya tetap bisa dijalankan. "Lakukan testing pada kelompok kontak dengan setidaknya 80 persen. Isolasi karantina setidaknya 80 persen dari kasus kontak," kata Dicky soal PPKM di DKI Jakarta.
Baca juga: Kawasan Puncak Dibanjiri Pelancong