INFO NASIONAL - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi, Widodo Ekatjahjana, berpartisipasi dalam Pertemuan Tahunan Direktur Jenderal Imigrasi dan Kekonsuleran se-Asia Tenggara atau ASEAN Directors-General of Immigration Departments and Heads of Consular Affairs Divisions of the Ministries of Foreign Affairs (DGICM). Acara yang dihelat melalui video conference tersebut dilaksanakan pada 25-26 Agustus 2021.
Pertemuan tersebut dipimpin oleh Komisaris Biro Imigrasi Filipina, Jaime H. Morente serta dihadiri oleh para Kepala Imigrasi dan Konsuler Kementerian Luar Negeri se-ASEAN dan pejabat dari Sekretariat ASEAN.
Baca Juga:
"Pada dasarnya, pertemuan ini membahas dan mengkoordinasikan kerja sama regional di bidang keimigrasian dan kekonsuleran dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Komunitas ASEAN. Adapun kepemimpinannya dirotasi sesuai urutan abjad di antara negara-negara Anggota ASEAN", tutur Widodo.
Rangkaian acara DGICM didahului oleh 4th ASEAN Heads of Major Immigration Checkpoints Forum (AMICF) dan 16th ASEAN Immigration Intelligence Forum (AIIF) yang diselenggarakan pada 25 Agustus 2021.
Fokus diskusi pada AMICF yakni tentang mekanisme pengembangan Perlawanan Teroris Asing atau Foreign Terrorist Fighters (FTFs), database perlintasan di antara negara Anggota ASEAN, proposal pengembangan saluran komunikasi, dan inisiatif serta program di bawah ASEAN Comprehensive Recovery Framework (ACRF) dan rencana pelaksanaannya yang akan dipimpin oleh DGICM.
Baca Juga:
Sementara itu, AIIF membahas langkah ke depan untuk Plan of Action (PoA) implementasi Intelligence Data Sharing Protocol (IDSP) dan Terms of Reference (ToR) ASEAN Immigration Intelligence Meeting (AIIM), serta memperbarui daftar Titik Kontak AIIF dan Titik Fokus Hotline 24/7 Imigrasi.
Dalam pertemuan DGICM, delegasi negara-negara ASEAN bertukar pandangan tentang upaya nasional, regional, dan internasional di bidang imigrasi, konsuler, dan pengelolaan perbatasan wilayah negara di tengah pandemi Covid-19.
Dari pertemuan tersebut, lahir tiga hasil dan rekomendasi. Pertama, pelaksanaan pedoman bantuan konsuler oleh misi negara di negara ketiga Anggota ASEAN kepada warga negara dari negara Anggota ASEAN lainnya.
Kedua, langkah ke depan untuk ASEAN Business Travel Card, ASEAN Visa Portal, dan pembentukan ASEAN Immigration Focal Points untuk memfasilitasi pemulangan migran ilegal ke negara asal. Terakhir, implementasi ASEAN Lane di Bandara Internasional Utama.
Widodo menjabarkan, di samping pembahasan terkait keimigrasian dan kekonsuleran, DGICM juga membuka sesi dengan Ketua Satuan Khusus Anti Perdagangan Manusia ASEAN atau ASEAN Head of Specialists Anti-Trafficking Units (HSU) di bawah Senior Officials Meeting on Transnational Crime (SOMTC).
"Sesi tersebut membahas rekomendasi dari ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) tentang kemungkinan pembentukan Satuan Tugas Khusus untuk menyelidiki dan memberantas penyelundupan manusia," ujarnya.
Di akhir acara, delegasi dari Singapura menyampaikan rencana untuk menjadi tuan rumah bagi acara tahunan DGICM pada 2022.(*)