TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Jawa Barat terjadi karena imbas rekonsiliasi data. Pemerintah Jawa Barat saat ini tengah melakukan verifikasi data kasus lama dengan seluruh kabupaten/kota.
"Jangan kaget kalau Jabar seolah-olah ada kenaikan kasus dalam tiga hari terakhir. Itu semata-mata karena kasus lama yang mulai diverifikasi lagi,” kata dia, dikutip dari keterangannya, Kamis, 26 Agustus 2021.
Ridwan Kamil mengatakan, sudah tiga hari ini kasus aktif Covid-19 Jawa Barat tiba-tiba jumlahnya melompat. Misalnya pada Selasa, 24 Agustus 2021, terjadi penambahan kasus aktif menembus 5 ribu kasus. “Selasa kemarin, kasus Jabar hanya seribu. Empat ribu kasus lama. Makanya, kasusnya melompat,” kata dia.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat Setiaji mengatakan, dari hasil rekonsiliasi data tersebut ditemukan data kasus terkonfirmasi, sembuh, dan meninggal dunia yang belum di masukan dalam aplikasi New All Record (NAR) Kemntrian Kesehatan. Imbasnya terjadi lompatan kasus.
“Setelah data kasus lama diverifikasi, kita sepakat meng-update data secara bertahap selama tiga hari, pada 24-26 Agustus 2021, sehingga terjadi ledakan yang seperti itu. Ini sebenarnya lebih kepada untuk membersihkan data. Sehingga data sesuai dengan apa yang ada di lapangan,” kata Setiaji, Kamis, 26 Agustus 2021.
Walikota Depok Mohammad Idris mengatakan, lewat rekonsiliasi data milik Kota Depok dan data NAR Kementrian Kesehatan terjadi perbaruan data. Hasilnya data Kota Depok per 26 Agustus 2021 mencatatkan 103.230 kasus terkonfirmasi, 97.809 kasus sembuh, serta 2.011 kasus meninggal dunia.
“Dengan demikian kasus konfirmasi aktif di Kota Depok per tanggal 26 Agustus 2021 sebanyak 3.410 kasus (3,3 persen),” kata Walikota Depok Mohammad Idris, dalam keterangannya.
Idris mengatakan, Kota Depok meminta rekonsiliasi data untuk perbaikan data kasus Covid-19. “Kami menyadari bahwa data adalah vital sebagai basis dalam perumusan kebijakan,” kata dia.
AHMAD FIKRI
Baca: Perubahan Mobilitas Selama Pandemi Covid-19 Bisa Dipantau di Google Health