Untuk mengikuti 'Lomba Mural Dibungkam' ini, muralis dapat mengunggah foto karya mereka di akun Instagram serta menandai (tag) akun @gejayanmemanggil. Lantas, melakukan konfirmasi dengan mengirim pesan (direct message) dengan kode "Lomba Dibungkam".
Ada sejumlah kriteria penilaian dalam memilih pemenang. Yakni keberanian dalam pemilihan lokasi yang strategis; semangat melawan lewat apa yang tertuang dalam karya; tidak menyinggung SARA; diapresiasi masyarakat; hingga dihapus atau tidaknya karya tersebut oleh aparat.
"Yang paling dominan itu kalau sampai dihapus, itu kandidat (pemenang). Karena kalau sampai dihapus artinya dianggap mengancam," ujar Mimin.
Pemenang 'Lomba Mural Dibungkam' akan mendapatkan hadiah berupa eksposur. Akun utama pemenang akan diikuti oleh Gejayan Memanggil--yang saat ini tak mengikuti satu pun akun lain--selama satu pekan.
Hadiah lainnya berupa merchandise dari Gejayan Memanggil serta kemungkinan karya mereka dipasarkan dengan pembagian keuntungan. Sebesar 50 persen hasil penjualan untuk pemenang, setengahnya lagi disalurkan untuk gerakan #rakyatbanturakyat.
Mimin mengatakan sejumlah pihak juga berniat menyumbangkan barang, seperti buku atau kaus, untuk hadiah bagi pemenang. Hingga saat ini, dia mengimbuhkan, muralis-muralis dari sejumlah daerah seperti Jakarta, Bogor, Semarang, hingga Malang sudah mengirimkan foto karya mereka.
"Kami memantik teman-teman untuk berani menyatakan suara kecemasan atau kemarahannya di tembok-tembok karena ini bagian dari kebebasan berekspresi," kata Mimin.
BACA: Tak Pupus Mural Dihapus, Hapoes Korupsi Bukan Muralnya
BUDIARTI UTAMI PUTRI