INFO NASIONAL – Keluarga Muhammad Nur (27) merasakan secara nyata manfaat dari program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Pria yang akrab disapa Amat ini bercerita tentang beberapa manfaat yang telah Ia dan keluarganya terima sebagai peserta JKN-KIS.
“Saya dan keluarga beberapa kali sudah memanfaatkan kartu KIS BPJS Kesehatan yang kami punya. Paling banyak digunakan ke Puskesmas, tapi beberapa kali juga ke Rumah Sakit,” ujar Amat pada Rabu, 28 Juli 2021.
Terdaftar pada segmen peserta Pekerja Penerima Upah (PPU), membuat dirinya tenang karena seluruh proses pendaftaran dan pembayaran setiap bulan dilakukan oleh perusahaan tempatnya bekerja. Menurut Amat, andai boleh memilih, dia memilih untuk tidak pernah menggunakan KIS miliknya meski rutin membayar iuran melalui gajinya.
“Saat awal masuk dulu langsung didata dan didaftarkan sama pihak perusahaan, seterusnya setiap bulan langsung dipotong dari gaji saya pembayarannya. Kalau disediakan pilihan, tentu saya akan memilih dan meminta untuk tidak pernah menggunakan KIS saya ini. Tapi sakit juga kan tidak pandang bulu, siapa saja bisa sakit, karena saya rutin bayar iuran, jadi ketika saya atau keluarga saya sakit kami langsung bisa merasakan manfaatnya,” kata Amat.
Dia bercerita, pernah mendapat luka yang cukup serius di bagian leher dan mengharuskan dirinya memperoleh pelayanan kesehatan. “Sekitar pertengahan tahun 2019, saya sedang beraktivitas di rumah dan kemudian terkena besi di bagian leher hingga luka dan perlu ditangani petugas kesehatan,” ungkapnya.
“Langsung pada saat itu dibawa ke rumah sakit, kemudian dibersihkan luka dan dijahit. Rasanya sedikit panik karena lukanya dibagian yang cukup berbahaya. Dan Alhamdulillah semuanya dijamin JKN-KIS,” ujar Amat menambahkan.
Selain itu, pria asal Muntiraya, Barabai, ini juga merasa terharu dan senang menjadi peserta JKN-KIS setiap mengingat kelahiran sang putri, Raisa. “Kalau ingat proses kelahiran anak saya, selalu ingat berjasanya JKN-KIS menjamin pelayanan kesehatan keluarga saya,” jelas Amat.
Saat itu sang istri, Syilvia (22), mengalami kontraksi dan harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk proses persalinan. “Saat itu, April 2020, usia kandungan istri saya sudah memasuki perkiraan mendekati kelahiran. Tiba-tiba siang hari istri saya mengalami kontraksi dan langsung di bawa ke UGD rumah sakit. Singkat cerita, proses kelahiran anak saya di RS ditangani dengan baik oleh petugas, tanpa dipandang bahwa kami pakai jaminannya adalah KIS dan dilayani sama dengan pasien yang lainnya,” ucap Amat.
“Seluruh biaya sampai dengan perawatan dan obat ditanggung oleh Program JKN-KIS BPJS Kesehatan. Sekarang anak saya tumbuh ceria. Setiap mengingat cerita kelahirannya, saya selalu merasa bersyukur dan berterima kasih karena sudah menjadi peserta JKN-KIS,” kata Amat. (*)