Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diwarnai Konflik, Rahardjo Diangkat Jadi Sultan Kasepuhan Cirebon

image-gnews
Keraton Kasepuhan. TEMPO/Subekti
Keraton Kasepuhan. TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Cirebon – Rahardjo Djali diangkat menjadi Sultan di Keraton Kasepuhan Cirebon lewat Dewan Kelungguhan. Rahardjo Djali atau bergelar Sultan Aloeda II Keraton Kasepuhan merupakan buyut dari Pangeran Rajaningkrat. Namun di kubu lain, ada putra Sultan Sepuh XIII, Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin yang juga mengklaim berkuasa di Keraton Kasepuhan.

Proses pengangkatan sultan atau dikenal dengan istilah jumenengan dilakukan di Omah Kulon, salah satu bangunan yang ada di dalam Keraton Kasepuhan, Cirebon. Jumenengan dilakukan terbatas dan hanya di lingkungan keluarga pada Rabu, 18 Agustus 2021. “Untuk menjaga kesakralan,” ungkap Rahardjo, Kamis, 19 Agustus 2021.

Prosesi jumenengan juga diklaim telah memenuhi persyaratan sebagaimana Prabu Siliwangi mengangkat mbah Kuwu Cirebon, paman Sunan Gunung Jati, sebagai pimpinan di Cirebon. Yaitu terdiri dari keris, sebagai tanda kekuasaan, songsong atau payung sebagai pelindung dan umbul-umbul. Jumenengan Rahardjo dilakukan oleh Dewan Kelungguhan. Selanjutnya Rahardjo menyandang gelar Sultan Aloeda II Keraton Kasepuhan.

Konflik di Keraton Kasepuhan sudah terjadi sejak Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat sakit hingga mangkat pada 22 Juli 2020 lalu. Saat almarhum Sultan Sepuh XIII menjalani perawatan di rumah sakit, Rahardjo sempat datang ke keraton dan melakukan aksi gembok pintu Bangsal Dalem Arum Keraton Kasepuhan.

Setelah Sultan Sepuh XIII mangkat dan digantikan oleh sang anak, Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin, Rahardjo kemudian mengangkat dirinya sebagai polmak atau pelaksana tugas kesultanan Kasepuhan. “Kami tidak pernah menciptakan kegaduhan,” tegas Rahardjo. Menurut Rahardjo mereka menginginkan suksesi secara damai dan hanya ingin meluruskan sejarah. “Sebagai zuriyah dari Kanjeng Sunan Gunun Jati, kami berupaya meluruskan sejarah dan melakukan suksesi secara damai,” ungkap Rahardjo.

Saat ditanyakan langkah apa yang akan mereka lakukan menurut Rahardjo dalam beberapa hari ke depan dirinya segera berkirim surat kepada instansi pemerintah, baik pemerintah pusat, provinsi hingga Cirebon. Isinya memberitahukan telah terjadi suksesi di Keraton Kasepuhan. Dirinya pun telah membuat perangkat untuk membantu kerja kesultanan Kasepuhan.

Keturunan Sultan Sepuh XI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rahardjo Djali atau bergelar Sultan Aloeda II Keraton Kasepuhan merupakan buyut dari Pangeran Rajaningkrat. “Setelah menikah dengan nenek saya, bergelar Sultan Aloeda I,” ungkap Rahardjo. Sang kakek meninggal dan Omah Kulon, sehingga akhirnya Rahardjo memilih untuk melakukan jumenengan di tempat tersebut.

Rahardjo mengaku dirinya akan bekerja untuk membereskan keraton. “Dualisme ini akan kami selesaikan. Kami upayakan agar mereka dapat secara legowo menyerahkan tahta dan kepemimpinan kepada kami,” ungkap Rahardjo.

Rahardjo juga mengaku akan membenahi Keraton Kasepuhan dan menegakkan kembali wibawa keraton tersebut.

Sedangkan Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat, juru bicara Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin saat dikonfirmasi enggan untuk mengomentari kejadian tersebut. “Nanti saya ‘berbalas pantun’,” ungkapnya.   

Ivansyah

Baca: Sultan Cirebon Arief Natadiningrat Meninggal karena Kanker Usus

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

22 jam lalu

Puluhan Gunungan Ketupat didoakan sebelum diperebutkan dalam Lebaran Ketupat di Bukit Sidoguro kawasan Rawa Jombor, Krakitan, Bayat, Klaten, 13 Juli 2016. TEMPO/Bram Selo Agung
Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda untuk merayakan lebaran ketupat yang biasanya pada 7 atau 8 syawal.


Lebaran Ketupat Digelar Esok di Cirebon, Salah Satunya di Pesantren Benda Kerep

3 hari lalu

Pesantren Benda Kerep adalah salah satu pesantren tua di Cirebon yang masih berdiri hingga kini.
Lebaran Ketupat Digelar Esok di Cirebon, Salah Satunya di Pesantren Benda Kerep

Lebaran ketupat digelar setelah dilakukan puasa 6 hari di bulan Syawal


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

4 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

7 hari lalu

Kepala Satreskrim Polres Cirebon Kota AKP Anggi Eko Prasetyo saat memberikan keterangan di Cirebon, Jawa Barat. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Empat Teknisi Septic Tank Cirebon Super Block Mall Tewas, Polisi Periksa Enam Saksi

Empat teknisi itu tewas setelah melakukan perawatan rutin di ruang septic tank Cirebon Super Block Mall


Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

7 hari lalu

Ade, penjual tanman selasih di kawasan TPU Jabang Bayi, Kota Cirebon. Tanaman sellsih dipercya masyarakt Cirebon dan sekitarny menjadi bunga yang wajib dibawa pada ziarah kubur di bulan Syawal sehingga bermunculan penjual dadakan yang menjual tanaman selasih. Ivansyah
Ziarah Kubur dan Tradisi Tanaman Selasih di Bulan Syawal

Tradisi ziarah kubur saat bulan Syawal di Cirebon dan di wilayah yang dipengaruhi oleh ajaran Sunan Gunung Jati, dengan membawa tanaman selasih


Polres Cirebon Selidiki Penyebab Kematian Empat Teknisi di CSB Mall

8 hari lalu

Kondisi ruang saluran tangki septik di CSBM, Cirebon, Jawa Barat, Kamis, 11 April 2024, usai penemuan mayat empat teknisi. (ANTARA/Fathnur Rohman)
Polres Cirebon Selidiki Penyebab Kematian Empat Teknisi di CSB Mall

Tim medis rumah sakit dan Satreskrim Polres Cirebon Kota sudah mengumpulkan data dari proses otopsi keempat jenazah korban.


Libur Lebaran Pengunjung Destinasi Wisata di Kuningan dan Cirebon Meningkat

8 hari lalu

Telaga Biru Cicerem. Shutterstock
Libur Lebaran Pengunjung Destinasi Wisata di Kuningan dan Cirebon Meningkat

Meski ada peningkatan, jumlah pengunjung pada libur Lebaran tahun ini belum sebanyak tahun lalu


Hingga Minggu Dini Hari, 208.706 Kendaraan Tercatat Melintasi Tol Cipali

13 hari lalu

Kendaraan pemudik terjebak kemacetan di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) KM KM 150, Mekarjaya, Jawa Barat, Jumat, 5 April 2024. Pada H-5 Lebaran 2024 arus lalu lintas di Tol Trans Jawa itu mulai terjadi kepadatan volume kendaaraan yang melintas. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Hingga Minggu Dini Hari, 208.706 Kendaraan Tercatat Melintasi Tol Cipali

Polresta Cirebon memprediksi jumlah kendaraan yang melintasi tol Cipali masih akan terus meningkat hingga Minggu malam atau H-3 lebaran.


Dukung Program BPJS Ketenagakerjaan, Pemkab Cirebon Siapkan Dana Desa

15 hari lalu

Dukung Program BPJS Ketenagakerjaan, Pemkab Cirebon Siapkan Dana Desa


Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

18 hari lalu

Logo perguruan pencak silat Merpati Putih. wikipedia
Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.