TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum Universitas Andalas Feri Amsari menilai pilihan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah untuk mengembalikan mobil dinas dan menyerahkannya ke Satgas Covid-19 sikap yang tepat dan bijaksana.
Menurut Feri pemimpin yang peka adalah mereka yang mau mendengarkan dan segera memperbaiki kesalahannya. "Pilihan Gubernur Sumbar untuk mengembalikan kendaraan dinas bagi kemaslahatan publik terpapar Covid-19 bijaksana dan menarik untuk diikuti oleh kepala daerah lainnya," kata Feri, Kamis, 19 Agustus 2021.
Feri berujar pemimpin boleh salah menentukan kebijakan, tetapi pemimpin yang baik memperbaiki kealpaannya itu agar kepentingan publik yang lebih luas terselamatkan. Feri menyebutkan pada situasi yang serba sulit seperti saat ini para pemimpin lain hendaknya bisa mengedepankan kemaslahatan anak bangsa. Pada masa susah ini, kata aktivis antikorupsi itu, pemimpin memang dituntut berani meninggalkan kenyamanannya dan berani bersikap.
Sebelumnya Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menyerahkan mobil dinas terbaru kepada Satgas Covid-19 untuk digunakan sebagai kendaraan operasional. "Selanjutnya untuk keperluan dinas, saya akan menggunakan mobil pribadi," ucap Mahyeldi.
Secara pribadi Mahyeldi juga meminta maaf khususnya kepada warga Sumatera Barat atas keresahan dan perbincangan publik atas mobil dinas Gubernur. "Dalam rangka mempertegas komitmen kami untuk penanganan Covid-19 dan bukti kepedulian kami kepada masyarakat, maka saya, sebagai Gubernur Sumatera Barat tidak akan menggunakan mobil dinas yang baru dan mengalihfungsikan mobil dinas tersebut menjadi mobil cepat tanggap Satgas Covid-19," ujarnya.
Mobil dialihfungsikan Satgas Covid-19 untuk membantu penanganan pageblug di Sumatera Barat. Hal itu, kata Mahyeldi, dilakukan sesuai dengan Permendagri 19 Tahun 2016 tentang barang milik daerah.
Baca Juga: Jokowi Sebut Provinsi Padang, Gubernur Sumbar: Mungkin Berkesan bagi Presiden