TEMPO.CO, Jakarta - Laksamana Maeda sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Ia merupakan seorang perwira tinggi Angkatan Laut asal Jepang yang mendukung kemerdekaan RI.
Peran Maeda dalam kemerdekaan Indonesia amat besar. Ia meminjamkan rumahnya untuk dijadikan tempat perumusan teks proklamasi. Berkat tindakan itu, sosok Maeda sampai kapanpun akan terkenang harum dalam sejarah catatan Bangsa Indonesia.
Namun kisah tersebut bertolak belakang dengan kehidupan Maeda sebagai warga Jepang, terutama ketika menjadi perwira tinggi Angkatan Laut Negeri Matahari Terbit.
Proklamasi kemerdekaan Negara Indonesia, otomatis Bangsa Jepang harus angkat kaki dari negeri nusantara. Dari situ pula-lah menjadi titik awal hancurnya karier politik dan militer Maeda.
Dikutip dari laman resmi Universitas Gadjah Mada, selepas Bangsa Indonesia merdeka, Maeda ditangkap oleh sekutu dan dijebloskan ke penjara hingga 1947. Ia dianggap sebagai pengkhianat karena membantu mempersiapkan kemerdekaan Indonesia yang notabene pada saat itu adalah negara yang sedang dijajah oleh Jepang dan merupakan incaran sekutu.
Selepas dari penjara, Maeda masih harus menerima hukuman. Saat pulang ke Jepang, ia diseret ke Mahkamah Militer oleh pemerintah setempat.
Namun ketika berada di persidangan Laksamana Maeda dinyatakan tidak bersalah oleh Mahkamah Militer Jepang sehingga ia dibebaskan dari hukuman apapun. Selepas dari itu, Laksamana Maeda memutuskan mundur dari dunia politik dan militer dan memilih menjalani hidup sebagai warga negara biasa.
PRIMANDA ANDI AKBAR
Baca juga: