Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Memangkas Kesenjangan Keterampilan Pekerja melalui Pelibatan Industri

image-gnews
Iklan

INFO NASIONAL– Pengembangan keterampilan merupakan salah satu cara melengkapi pekerja dengan keahlian yang sesua ikebutuhan industri atau dikenal dengan istilah link and match. Namun, sepanjang perjalanannya, jargon ini dirasa kurang berhasil karena pelibatan dunia industri dalam andilnya menghasilkan tenaga kerja kompeten dan handal, belum efektif.

Ketidakefektifan program pengembangan keterampilan menyebabkan ketidakpaduan antara penawaran tenaga kerja dengan kebutuhan dunia industri. “Penyebab mismatch ini klasik, termasuk akibat kurangnya koordinasi dan minimumnya keterlibatan industri,” ujar Deputi IV Kementerian Koordinasi bidang Perekonomian, Rudy Salahuddin, dalam webinar Ngobrol@Tempo dengan tajuk ‘Keterlibatan Industri: JawabanKetidakpaduanPasarKerjadanKeterampilan Tenaga Kerja?’ pada Selasa, 10 Agustus 2021.

Rudy mengamini bahwa keterlibatan industri menjadi kunci utama dalam meredam ketidakpaduan pasar kerja. Menurut dia, pelibatan dunia industria ini seharusnya dilakukan sejak awal, mulai dari penetapan standar kompetensi. “Saat ini, proses penyusunan standar kompetensi lebih banyak dilakukan dan diinisiasi oleh pemerintah. Seharusnya justru dunia usaha dan industri yang kita harapkan lebih berperan,” katanya.

Pemerintah, kata Rudy, telah mendorong peran industria dalam proses pengembangan keterampilan secara nacional melalui beberapal angkah. Pihaknya telah melakukan pelatihan berbasis industria untuk mengoptimalkan pemagangan, mendorong pembentukan Dewan Keterampilan Sektoral sebagai fórum kolaboratif yang mengidentifikasi kebutuhan kompetensi tenagakerja di setiap sector industri, serta memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang melakukan pembinaan SDM berbasis kompetensi tertentu.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, menyoroti ketidakpaduan tenaga kerja terjadi akibat ketidaksinkrona nprogram dengan kondisi masyarakat. “Angka statistik tahun 2018 membuktikan sekitar 100 juta penduduk Indonesia masih menerima subsidi (Penerima Bantuan Iuran). Artinya kemampuan mereka terbatas,” katanya.

Ia pun menegaskan pentingnya pemanfaatan data demografi dan pelibatan dunia usaha, terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang masih menjadi mayoritas. “Untuk menjawab ketidakpaduan ini, kerangka strategi mencakup penciptaan lapangankerja yang sesuai struktur demografi kita, yaitu penciptaan lapangan kerja UMKM berbasis padat karya yang dapat menyerap tenaga kerja,” ujarnya.

Sementara Yunus Triyonggo, Direktur HR&GA PT Bridgestone Tire Indonesia, memaparkan komitmen perusahaannya untuk mendukung keterampilan tenaga kerja. Bridgestone telah mendirikan Pusat Pelatihan Vokasi sejak tahun 1983 yang terfokus pada pelatihan kerja bidang mekanik dan kelistrikan. Hingga kini, program tersebut telah meluluskan 848 tenaga kerja,dengan 424 di antaranya direkrut oleh Bridgestone dan kini telah menduduki posisim anajerial. Sementara sisanya tersebar di pasar kerja dengan kualitas memadai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kami sangat mendukun gupaya link and match antara pelatihan atau pendidikan keterampilan vokasi dengan industria melalu ipemagangan. Kami juga mendukung ide pendirian lembaga vokasi nasional.Itu bagus. Semua kegiatan vokasional di Indonesia dapat disentralisir di lembaga itu dan bisa lebih baguslagi,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Paul Comyn, Senior Spesialis Keterampilan dan Kemampuan Kerja ILO, menggaris bawahi bahwa keterlibatan industria merupakan tantangan lama yang perlu didorong untuk menjawab persoalan ketidakpaduan keterampilan. ILO mendukung pendekatan sektor melalui pengembangan Dewan Keterampilan Sektor yang telah menjadi bagian strategi nasional pengembangan keterampilan yang dirancang oleh pemerintah Indonesia sebagaisebuah langkah untuk menggandeng industri secara lebih efektif dan membangun kompetensi pekerja sesuai kebutuhan industri.

“Dewan Keterampilan Sektor ini akan semakin mendekatkan industri dalam proses pengembangan keterampilan. Namun, selain dukungan dari pemerintah, Dewan ini harus dikelola dan dipimpin langsung oleh industri yang sangat memahami kebutuhan dan perkembangan keterampilan dalam sektor industri tertentu,” ujarnya.

Untuk itu, ia pun menegaskan perlunya kolaborasi yang kuat antara dunia industria dengan dunia pendidikan. Kedua belah pihak sangat berperan dalam menawarkan program dan layanan yang semakin mendorong peningkatan keterampilan kerja yang sesuai dengan pesatnya perkembangan dunia kerja dan dunia usaha. “Kita membutuhkan fleksibilitas lembaga pendidikan untuk merespons kebutuhan bisnis,” katanya.

Selanjutnya Paul mengungkapkan pentingnya pemahaman pengusaha mengenai hubungan antara investasi dalam pengembangan keahlian pekerja dengan peningkatan kinerja bisnis. Karenanya, ia menghimbau asosiasi industri untuk lebih berperan dalam mendukung perubahanbudaya di dalam proses bisnis mereka. “Industri harus didorong untukterus mengembangkan kapasitas pekerja mereka,” kata Paul.(*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

1 hari lalu

Ilustrasi Kecerdasan Buatan (Yandex)
Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

28 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

29 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

31 hari lalu

Penumpang melintasi rel kereta api pada jam sibuk di stasiun kereta Gare de Lyon, saat karyawan kereta melakukan aksi mogok massal, di Paris, 3 April 2018. Aksi mogok pekerja kereta di Prancis mengganggu kelancaran perjalanan kereta di Eropa terutama untuk rute perjalanan dari Prancis ke Inggris dan Brussels yang dilayani kereta Eurostar. REUTERS
Jerman Krisis Tenaga Kerja, Minta Pelajar Sopiri Trem

Jerman sedang mengalami krisis tenaga kerja sehingga meminta anak muda magang menjadi sopir trem.


Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

33 hari lalu

Ilustrasi lowongan kerja. Tempo/M Taufan Rengganis
Kenapa Cari Kerja Susah Sekarang? Ini Penjelasannya

Pertumbuhan ekonomi RI tidak diikuti penyerapan kerja yang optimal.


Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

42 hari lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, dalam acara The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin, 12 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Sandiaga Uno: Nilai Tambah Ekonomi Kreatif Capai Rp 1,4 Triliun

Menteri Sandiaga Uno menyebut nilai tambah ekonomi kreatif mencapai Rp 1,4 triliun. Melampaui target.


Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

48 hari lalu

Presiden Jokowi singgung produk UMKM kerupuk 'Mama Muda' saat memberikan sambutan di BRI Microfinance Outlook 2024, Menara Brilian, Jakarta Selatan, Kamis 7 Maret 2024. TEMPO/ Subekti
Jokowi Sebut Kontribusi UMKM terhadap PDB Capai 61 Persen

Jokowi mengklaim kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 61 persen.


Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

56 hari lalu

PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).


Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

20 Februari 2024

Ilustrasi Tenaga Honorer
Apa Itu Tenaga Honorer? Ini Pengertian dan Perbedaannya dengan PPPK

Tenaga honorer merupakan bagian integral dari struktur tenaga kerja di Indonesia, terutama di sektor publik.


TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

3 Februari 2024

Ilustrasi tenaga kerja asing. REUTERS/Marko Djurica
TPN Ganjar - Mahfud Sebut Hilirisasi Dimanfaatkan Tenaga Kerja Asing

Dewan Pakar TPN Ganjar - Mahfud, Sonny Keraf, mengkritik bahwa manfaat hilirisasi lebih dirasakan tenaga kerja asing.