TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto atau akrab disapa Bambang Pacul mengatakan ide pemasangan baliho Puan Maharani berawal dari rapat fraksi di DPR.
“Itu berasal dari pembicaraan di lantai tujuh (lantai pimpinan fraksi PDIP). Bermula di sana, rapatnya Juni,” kata Bambang Pacul dalam wawancara dengan Tempo.
Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto mengatakan pembahasan soal baliho juga berlanjut di Ruang KK 2 Gedung Nusantara DPR. Dalam rapat tersebut, Ketua DPR Puan setuju dengan rencana pemasangan baliho.
Bambang mengatakan, anggota fraksi setuju dengan pemasangan baliho di daerah pemilihan masing-masing pada 15 Juli. Untuk dapil yang kosong, seperti di Dapil Sumatera Barat 1, Sumbar 2, Gorontalo, NTB 2, Aceh 1, dan Aceh 2, fraksi PDIP di DPR meminta Ketua DPD PDIP mengurusnya. “Naiklah itu serentak,” ujar Bambang.
Pemasangan baliho hanya untuk 2 bulan sampai September. Ia mengatakan tujuan pemasangan ini sebagai bentuk kebanggaan bahwa Puan merupakan perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR.
“Dari 23 Ketua DPR baru kali ini, ini satu-satunya wanita. Kami bangga lah. Ini harus dilaksanakan sungguh-sungguh, serentak,” kata Ketua DPD PDIP Jawa Tengah tersebut.
Bambang juga menegaskan bahwa baliho Puan Maharani bertuliskan Kepak Sayap Kebhinnekaan bukan kampanye untuk Pemilu 2021. Tetapi menata barisan partai. “Ada enggak bentuk kampanye di situ? Kami tidak menyebutkan soal 2024,” ucap Bambang.
Baca juga: Popularitas Puan Maharani Naik Karena Baliho, Meski Banyak Sentimen Negatif