Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Direktur WHO Usulkan 7 Upaya Tekan Kematian Tenaga Kesehatan

Reporter

image-gnews
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI. Istimewa
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan RI. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengatakan angka kematian tenaga kesehatan di Indonesia akibat Covid-19 sangat tinggi. Ia mengatakan hal ini harus segera ditekan.

"Wafatnya tenaga kesehatan garda utama pengendalian Covid-19 jelas tidak boleh diterangkan hanya dengan angka atau persentase belaka. Tenaga kesehatan adalah aset kesehatan nasional, dan bahkan merupakan aset ketahanan nasional bangsa kita," kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Ahad, 8 Agustus 2021.

Tjandra merujuk pada data awal PPKM Darurat 3 Juli 2021 lalu yang menunjukkan angka kematian nakes yang mencapai 493 orang. Angka kematian rata-rata 7 hari adalah 471 orang. Pada akhir PPKM level 4 periode pertama di tanggal 2 Agustus, angka kematiannya melonjak menjadi 1.568 kematian, atau naik sekitar tiga kali lipat. Data 6 Agustus menunjukan angka kematian naik lagi menjadi 1.881 orang.

Tjandra pun mengusulkan setidaknya tujuh upaya yang perlu dilakukan untuk melindungi dan juga dapat menurunkan angka kematian yang tinggi para tenaga kesehatan di Indonesia. Lima di antaranya adalah upaya khusus pada tenaga kesehatan serta dua lainnya yang bersifat mengendalikan penularan di masyarakat.

Upaya pertama berhubungan dengan tingginya angka penularan dan kematian petugas kesehatan adalah beban kerja yang terlalu berat. Jumlah pasien yang masih terus tinggi, pasien yang berat juga bertambah, yang semuanya membutuhkan pelayanan ekstra ekstensif pula dari para tenaga kesehatan kita.

Karena itu, ia mengusulkan reka ulang manajemen SDM yang matang, termasuk pengaturan jam kerja, ruang istirahat memadai, makanan yang cukup, kesejahteraan yang memadai dan lain-lain.

"Untuk mengatasi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan maka dapat dilakukan pendekatan '3 R', yaitu Refungsi, Relokasi dan Rekrutmen," kata Tjandra.

Upaya kedua adalah dengan mencegah atau setidaknya mengurangi penularan pada tenaga kesehatan di tempat kerjanya. Mulai dari jaminan kebersihan dengan desinfektan, menyediakan ventilasi udara dengan baik,
mengadakan ruangan dengan tekanan negatif,
mengatur alur pemeriksaan dan masuk rawatnya pasien, hingga pengaturan limbah.

Upaya ketiga adalah jaminan Alat Pelindung Diri (APD). Dengan adanya varian Delta yang lebih menular, petugas kesehatan harus mendapat perlindungan maksimal dengan APD dengan standar terbaik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Upaya keempat adalah perlindungan bagi tenaga kesehatan yang memiliki komorbid tertentu dan bagi nakes yang berusia di atas 60 tahun atau di atas 65 tahun.

"Bukan tidak mungkin perlu pengaturan shift kerja khusus bagi tenaga kesehatan yang ada ko morbidnya, atau tenaga kesehatan yang dengan komorbid mungkin perlu mengatur jam prakteknya agar cukup tersedia waktu istirahat," kata Tjandra.

Adapun upaya kelima adalah penanganan bila tenaga kesehatan terinfeksi. Terlebih jika keadaan kliniknya sedang atau berat dan memerlukan perawatan rumah sakit.Harus ada jaminan ketersediaan ruang rawat dan obat-obatan yang memadai perlu diatur dengan baik.

Tjandra mengatakan tingginya penularan pada petugas kesehatan terjadi karena angka penularan di masyarakat yang tinggi, dengan angka kepositifan di negara kita diatas 20 persen. Karena itu untuk melindungi tenaga kesehatan maka perlu upaya menurunkan penularan di masyarakat. Hal ini bisa dilakukan dengan dua cara.

Yang pertama adalah pembatasan kegiatan sosial, atau dapat juga penerapan yang oleh WHO disebut sebagai Public Health and Social Measure (PHSM). Kedua adalah melakukan tes dan telusur yang masif.

"Kalau tes dan telusur tidak ditingkatkan maka kasus-kasus positif di masyarakat tidak ditemukan secara optimal dan penularan akan terus terjadi, masalah kita tidak kunjung selesai," kata Tjandra.

Baca: Tenaga Kesehatan Kerap Diintimidasi saat Pertanyakan Keterlambatan Insentif

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

1 hari lalu

Anggota Komisi II DPR RI M Rakyan Ihsan Yunus duduk di ruang tunggu sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021. Ihsan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka MJS (Matheus Joko Santoso) dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

KPK memeriksa politikus PDIP Ihsan Yunus dalam kasus dugaan korupsi APD Kemenkes 2020 di Gedung Merah Putih KPK, Kamis, 18 April 2024.


Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

2 hari lalu

Tenaga Kesehatan menyuntikkan vaksin Inavac kepada warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Budaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 menyelanggarakan cek kesehatan dan pencegahan obesitas serta vaksinasi gratis kepada warga untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.


Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

3 hari lalu

Ilustrasi Bidan. shutterstock.com
Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

Sebelumnya, ratusan pelamar D4 Bidan Pendidik dinyatakan lulus seleksi PPPK 2023, Namun, pada April 2024, NI PPPK dibatalkan oleh Kemenkes.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

8 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

11 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

12 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusatnya di Jenewa, 25 Januari 2015. [REUTERS / Pierre Albouy / File Foto]
Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO


Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

13 hari lalu

Pekerja bantuan Australian World Central Kitchen (WCK), Lalzawmi
Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza


Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

13 hari lalu

Elad Katzir. Foto: Al Quds Brigades
Sandera Israel Ditemukan Tewas di Gaza, Kerabat Salahkan Pemerintah Netanyahu

Saudara perempuan Elad Katzir, sandera Israel yang ditemukan tewas di Gaza, menyalahkan pihak berwenang Israel atas kematiannya.


Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

14 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?


Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

16 hari lalu

Warga Palestina memeriksa kerusakan di Rumah Sakit Al Shifa setelah pasukan Israel mundur dari Rumah Sakit dan daerah sekitarnya setelah operasi dua minggu, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza 1 April 2024. REUTERS/Dawoud Abu Alkas
Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza