INFO NASIONAL-Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali mengatakan, tengah mengubah paradigma masyarakat Indonesia dengan menjadikan olimpiade sebagai sasaran utama dalam Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Alasannya Olimpiade event olahraga paling bergengsi di di dunia, sementara Asian Games dan SEA Games hanya sasaran antara saja.
Menurutnya, hal itu dilakukan karena ingin memperluas cabang-cabang olahraga yang ditargetkan untuk meraih medali atau prestasi di ajang tertinggi olahraga dunia tersebut dan tidak bertumpu pada satu cabang olahraga saja.
“Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat, mulai sekarang kita akan mengubah cara berpikir kita yang tertumpu kepada cabang-cabang olahraga tertentu. Tetapi kita harus luaskan basis-basis prestasi kita untuk cabang-cabang olahraga yang kita sudah perkirakan memungkinkan untuk bisa berprestasi lebih baik di tingkat dunia,” ujar Menpora Amali saat menjadi narasumber secara live program Presisi Siang, Polri TV, Kamis 5 Agustus.
Menpora Amali menjelaskan, dalam DBON yang merupakan tindaklanjut dari arahan presiden Joko Widodo tersebut, pemerintah tidak lagi menargetkan jumlah perolehan medali pada tiap-tiap cabang olahraga yang dipertandingkan. Melainkan menargetkan kenaikan peringkat olimpiade dunia setiap mengikuti ajang tersebut.
Misalnya, pada Olimpiade Tokyo 2020 ditargetkan berada di urutan 40 dan naik dari olimpiade sebelumnya di Rio De Jeneiro 2016 dengan urutan 46, dan seterusnya hingga olimpiade 2044. “Insya Allah ini kalau ini konsisten kita lakukan dan tentu kalau kita sama dengan apa yang sudah digariskan dalam Desain Besar Olahraga Nasional, insya Allah capaian-capaian kita akan makin baik,” katanya.
Hal itu sekaligus mengubah paradigma masyarakat yang selalu menjadikan jumlah perolehan medali sebagai ukuran. Menurut Menpora Amali, kalau diukur dari perolehan medali, apa yang dicapai kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 sudah memenuhi target karena berhasil meningkatkan jumlah perolehan medali dimana mendapatkan 1 emas, 1 perak dan 2 medali perunggu. Sementara olimpiade Rio De Jeneiro hanya mendapat 1 emas dan 2 perak.
“Sekarang kita mengubah cara kita mengukur. Kita harus konsisten menempatkan parameter yang hendak kita capai yakni kita ingin mencapai peringkat-peringkat olimpiade,” ujarnya.
Untuk regenerasi atlet, Menpora mengungkapkan dalam DBON, pembinaan akan dilakukan sejak dari usia dini bahkan di tingkat anak-anak, SD, SMP dan SMA. Pemerintah tidak ingin lagi memperoleh prestasi dengan menemukan atlet tanpa didesain dan tidak ada generasi penerusnya “Jadi kami akan menerapkan pembinaan atlet secara terstruktur, kemudian sistematis dan masif di seluruh daerah untuk mendapatkan talenta. Karena talenta itu ada daerah bukan ada di Ibukota,” katanya.
Menpora mencontohkan, beberapa talenta yang mendapat medali di olimpiade baru-baru ini datang dari daerah seperti peraih medali perunggu angkat besi Windy Cantika Aisah dan peraih medali emas Bulutangkis, Apriani Rahayu. Dengan demikian, bakat-bakat lebih banyak lagi didapatkan dengan pembinaan. “Dengan cara ini akan kita lebih pertajam lagi, sehingga kita bisa mendapatkan tim yang kuat dan siap untuk bisa bertanding di level olimpiade,” ujarnya.
Meski begitu, Menpora memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada para atlet yang sudah bertanding di olimpiade 2020 terutama yang sudah meraih medali. “Saya bersyukur dan berterima kasih serta apresiasi terhadap capaian dari kontingen Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa di olimpiade,” katanya.(*)