TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan bahwa kebutuhan oksigen yang terjadi di tingkat bawah sangat tinggi. Banyak angka kematian justru disebabkan mereka yang melakukan isolasi mandiri di rumah, kemudian datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah atau umumnya sesak nafas.
"Angka kematian dari yang isolasi mandiri datang ke RS juga masih tinggi di sini. Belajar dari Jawa, tadi saya minta oksigen kecil yang ukuran 6 m3 harus didistribusikan ke level yang paling bawah yaitu pada tingkat Puskesmas," kata Muhadjir dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Agustus 2021.
Karena itu, ia meminta setiap puskesmas harus menyediakan tabung oksigen yang dapat digunakan untuk pasien isoman yang membutuhkan tindak lanjut karena mengalami sesak nafas. Harapannya, penanganan bisa lebih cepat tanpa harus langsung ke RS.
Muhadjir mengimbau kepada perusahaan-perusahaan yang mempunyai cadangan tabung oksigen agar meminjamkan dahulu kepada produsen ataupun vendor lain. Tujuannya agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di tingkat bawah.
Kenaikan kebutuhan oksigen di rumah sakit terjadi salah satunya di Kalimantan Selatan. Kenaikannya mencapai 2 hingga 3 kali lipat pada minggu lalu. Kemarin, Muhadjir mendatangi Kalimantan Selatan untuk meninjau upaya memenuhi kebutuhan oksigen khususnya untuk pasien Covid-19.
Salah satu RS rujukan Covid-19 di Kalsel yang mengalami lonjakan kebutuhan oksigen yaitu RSUD Ulin Banjarmasin. Saat ini, RS itu telah menerima pasokan oksigen likuid sebanyak 20 ton yang merupakan hibah Pemerintah Singapura untuk Indonesia.
"Alhamdulillah bantuan oksigen dari Singapura sudah datang. Jadi ini real bukan janji. Nanti setelah itu, isotank-nya bisa digunakan untuk oksigen dari sumber yang lain dan sumber yang lain sudah ada nanti siap untuk diisi," kata Muhadjir. .
Muhadjir berharap bantuan dari Pemerintah Singapura itu dapat menambah pasokan oksigen Kalsel yang saat ini diketahui masih kurang 12 ton perhari. Muhadjir juga berharap kapasitas produksi industri lokal mampu ditingkatkan agar mampu memenuhi kebutuhan oksigen di dalam negeri.
Sebagai contoh, PT Samator Gas Industri yang berlokasi di Jalan A. Yani KM 23, Banjarmasin telah 100 persen mengalihkan produksi oksigen untuk keperluan kesehatan terutama penanganan pasien Covid-19. Bahkan, tidak hanya di RS tetapi juga untuk masyarakat yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Menurut laporan, guna memenuhi kebutuhan oksigen untuk Kalsel juga dilakukan kerja sama dengan provinsi lain. Semisal dari Kalimantan Tengah (Kalteng) ataupun ada dari Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
"Mudah-mudahan di Kalsel ini tidak terjadi kenaikan (kasus Covid-19) yang eksponensial sehingga ketersediaan oksigen yang ada sekarang ini bisa tercukupi. Pak Gubernur juga sudah mengirim kapal angkut untuk isotank ke Konawe untuk mengambil oksigen dari sana, namun memang butuh beberapa hari," kata Muhadjir.
Baca: Rumah Oksigen Mulai Beroperasi, Siap Tampung 500 Pasien Covid-19 Gejala Ringan