TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Agama akan menyalurkan subsidi kuota internet untuk siswa, mahasiswa, guru, dan dosen di lembaga pendidikan yang berada di bawah Kemenag. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Kementeriannya menyiapkan anggaran sebesar Rp 479 miliar untuk bantuan kuota selama September hingga November 2021.
"Kami siapkan sekitar Rp 479 miliar dan Kemenag akan mengusulkan kembali kekurangan anggaran Rp 243 miliar kepada Kementerian Keuangan," kata Yaqut dalam konferensi pers, Rabu, 4 Agustus 2021.
Selain bantuan kuota internet, Yaqut mengatakan Kemenag menetapkan kembali kebijakan keringanan uang kuliah tunggal (UKT) bagi mahasiswa di perguruan tinggi keagamaan negeri (PTKN). Keringanan ini dalam bentuk pengurangan, perpanjangan waktu pembayaran, dan pengangsuran pembayaran UKT.
Kebijakan ini diluncurkan bersamaan dengan bantuan subsidi kuota internet dan UKT dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Menurut Yaqut, hal tersebut merupakan wujud komitmen bersama pemerintah memastikan proses pembelajaran terus berlangsung pada situasi darurat pandemi Covid-19 saat ini.
"Supaya tidak ada learning loss dan meningkatnya angka putus sekolah atau anak-anak kuliah," ujar Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor ini.
Pada 2020, lanjut Yaqut, Kemenag telah memberikan bantuan paket data internet untuk mendukung pembelajaran jarak jauh sebesar Rp 54.445.346 dan keringanan UKT terhadap kurang lebih 160.563 mahasiswa perguruan tinggi keagamaan negeri senilai Rp 54.506.376.
Pada 2021, Kemenag mengalokasikan anggaran paket data bantuan internet untuk mendukung PJJ sebesar Rp 470.286.986. "Tentu ini angka yang besar tapi tidak sebesar yang ada di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Yaqut.
Dia melanjutkan, program-program lain untuk penanggulangan dan pencegahan Covid-19 di antaranya refocussing anggaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag sebesar Rp 574 miliar. Kemudian pengembangan kurikulum darurat madrasah, program jaga pesantren dan paket imun, program vaksinasi guru, siswa, dan mahasiswa.
Lalu pengembangan kompetensi guru dan pembelajaran jarak jauh, serta penyaluran BOS madrasah sebesar Rp 3,668 triliun yang digunakan untuk menunjang sistem pembelajaran digital dan optimalisasi sanitasi madrasah.
Dalam konteks pengembangan digitalisasi pendidikan, Kemenag mengembangkan platform super apps yang akan menjadi semacam rumah digital, program buku digital madrasah, optimalisasi platform e-learning madrasah, dan penguatan jaringan listrik serta internet di daerah 3T bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara dan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Pada 2021 kami juga sudah menyiapkan anggaran bantuan afirmasi madrasah untuk mendukung optimalisasi sanitasi dan program digitalisasi pendidikan sebesar Rp 299 miliar," kata Menag Yaqut Cholil Qoumas ihwal subsidi kuota internet dan UKT.
Baca juga: Kemenag Ingatkan Tahun Baru Islam Tetap 10 Agustus, tapi Libur Bergeser Sehari
BUDIARTI UTAMI PUTRI