TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md mengatakan sejak awal sudah menduga sumbangan Rp 2 triliun dari keluarga almarhum Akidi Tio adalah halusinasi.
“Sejak awal saya menduga kuat itu hanya halu dan prank. Saya punya beberapa pengalaman tentang itu,” kata Mahfud kepada Tempo, Selasa, 3 Agustus 2021.
Pengalaman serupa mengenai sumbangan halu itu diceritakan Mahfud melalui akun Twitternya. Pada Senin kemarin, Mahfud menceritakan pernah ada orang yang mengaku punya sekoper uang dolar Amerika yang nilai per lembarnya 1.000 dolar. Mahfud yang ketika itu menjabat Menteri Pertahanan, mengecek hal tersebut ke Bank Indonesia, namun ditertawakan. Pasalnya, AS hanya mencetak lembaran uang paling tinggi 100 dolar.
Dalam kasus sumbangan almarhum Akidi Tio, Mahfud mengaku sudah menghubungi Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru. Ia menanyakan bentuk sumbangan yang diberikan kepada Sumsel. “Apakah uang tunai rupiah, valas, giro, emas, saham, properti atau apa,” katanya.
Berdasarkan jawaban Herman, kata Mahfud, tak ada dokumen yang diserahkan kecuali papan sterofoam bertulisan sumbangan sebesar Rp 2 triliun untuk penanggulangan Covid-19 kepada Provinsi Sumatera Selatan. "Herman hadir tanpa kecurigaan atau pikiran buruk dalam seremoni itu karena diundang sebagai Ketua Forkompimda Sumsel,” ujar Mahfud.
Atas informasi tersebut, Mahfud mengaku tidak melakukan tindak lanjut sendiri. Ia memilih untuk menunggu perkembangannya karena masalah itu menjadi urusan Polri dan Pemda.
“Saya hanya menanyakan setiap perkembangan kepada Polri. Dan sekarang prosesnya, kan, sudah berjalan. Saya akan terus mengawal agar diselesaikan dengan tuntas,” kata Mahfud Md.