TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan ada dua syarat pemerintah bisa menurunkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Ia mengatakan kedua hal itu adalah jika masyarakat sudah disiplin menerapkan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan pemerintah bisa menerapkan 3T (testing, tracing, treatment) secara besar-besar dan meluas.
"Kalau mau menurunkan level dari 4 ke 3, atau 3 ke 2, itu harus diperkuat. Kalau enggak akan terjadi kenaikan lagi," kata Pandu saat dihubungi, Sabtu, 31 Juli 2021.
Pandu mengatakan sepanjang penerapan pembatasan Level 4, sejumlah indikator mungkin terlihat menurun. Namun, ia mengatakan efek ini tak akan bisa dipertahankan jika pemerintah tak melakukan langkah antisipasi apapun setelah menurunkan level pembatasan.
Untuk mencegah kenaikan, Pandu mengatakan maka masyarakat harus benar-benar menerapkan 3M. Ia mempertanyakan pola sosialisasi pemerintah dalam mendorong perubahan perilaku di tengah masyarakat. Pasalnya, masih banyak bukti tingkat kepatuhan berdisiplin protokol kesehatan yang rendah.
"Harus ada pesan yang disampaikan. Terjadi perubahan perilaku 3M, itu baru berdampak. Kalau cuma konferensi pers, yang tahu cuma yang baca dan nonton media," kata Pandu.
Pandu juga melihat penerapan 3T oleh pemerintah masih sangat lemah, terutama pelacakan (tracing). Dari satu orang konfirmasi positif, Indonesia hanya dapat melacak kurang dari 5 orang suspek. Padahal target dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) saja, mencapai 20-30 orang suspek dari 1 orang konfirmasi positif.
"Padahal kalau kita bisa menemukan orang yang suspek, itu artinya orang itu harus diisolasi. Dengan adanya isolasi itu, maka kita melakukan PPKM terbatas, hanya lokal pada orang yang dianggap suspek. Kalau sekarang kan nasional, semua harus tinggal di rumah," kata Pandu.
Dengan adanya perubahan perilaku di masyarakat yang lebih menerapkan 3M dan penguatan 3T, Pandu mengatakan diperpanjang atau tidaknya PPKM Level 4 tak akan jadi masalah. Ditambah dengan vaksinasi yang terus menerus, maka ia meyakini hal itu akan dapat membuat pandemi di Indonesia lebih bisa dikendalikan.
Baca juga: Nasib PPKM Setelah 2 Agustus, Jubir: Pemerintah Mengacu Indikator WHO