TEMPO.CO, Jakarta - Upaya vaksinasi Covid-19 di Indonesia berjalan tidak merata. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengungkap alasan distribusi vaksin Covid-19 belum merata di sejumlah daerah karena keterbatasan stok dan teknis produksi di dalam negeri.
"Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis," kata Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis, Senin 26 Juli 2021.
Menurut Nadia, dari total 130 juta dosis vaksin Covid-19 yang tersedia di Indonesia, sebanyak 68 juta dosis di antaranya sudah didistribusikan ke seluruh daerah.
Sebanyak 50 persen dosis vaksin Covid-19 disebar ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Tingginya distribusi itu karena angka kasus Covid-19 di Jawa - Bali cukup tinggi. Sisanya, disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali.
"Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda. Memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita karena vaksin datangnya bertahap," kata Nadia.
Di samping itu, lanjutnya, jumlah vaksin yang didistribusikan menuju fasilitas pelayanan kesehatan di daerah juga disesuaikan dengan perhitungan, seperti laporan stok vaksin hingga kecepatan laju penyuntikan.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 29 Juli 2021, jumlah peserta vaksin Covid-19 dosis pertama sebanyak 46,5 juta atau 22,36 persen dan jumlah peserta vaksin dosis kedua baru mencapai 19,8 juta atau 9,54 persen.
Hingga kemarin sejumlah daerah mengeluhkan kekurangan stok vaksin. Sementara antusiasme warga untuk mengikuti vaksinasi mulai tinggi.
Di Jawa Barat misalnya, ada stok 10 juta dosis yang didapatkan dari pemerintah pusat. Dari jumlah tersebut, 72 persen sudah disuntikkan kepada masyarakat. Hanya tersisa 26 persen untuk dosis vaksin kedua, yang kini juga digeser untuk dosis pertama.
"Di luar itu udah enggak ada lagi. 10 juta dosis kami habiskan. Banyak (warga) yang minta (divaksin), belum ada barangnya, pusat bilang baru datang awal Agustus," kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam wawancara virtual dengan Tempo, Selasa, 27 Juli 2021.
Ridwan Kamil mengatakan, dengan penduduk 50 juta jiwa, maka pihaknya masih perlu kerja keras menggenjot vaksinasi. "Jadi persentase rendah bukan serta merta karena kinerja rendah, kami habiskan apa yang dikasih. Kalau targetnya 70 persen dari 50 juta, ya kami memang harus meniti tangga sesuai kedatangan vaksin," tutur pria yang akrab disapa Kang Emil ini.
Kekurangan stok vaksin juga dikeluhkan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan. Ia mengharapkan vaksin Covid-19 segera tersedia di kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat itu. Dosis kedua vaksin untuk 6.000 lebih masyarakat harus ditunda karena kehabisan stok.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Dinkes Kalbar dan Kemenkes, infonya awal Agustus nanti baru ada lagi. Untuk itu kita harap masyarakat bersabar, sambil menunggu ketersediaan stok vaksin," ujar Muda ihwal terbatasnya stok vaksin Covid-19.
Baca juga: Demi Ikut Vaksinasi Covid-19, Lansia di Makassar Ini Gowes 15 Kilometer
HENDARTYO HANGGI | DEWI NURITA | ANTARA