TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut tingkat keterisian tempat tidur/bed occupancy rate (BOR) di Jawa Barat sudah turun cukup signifikan dibandingkan data sebulan yang lalu.
"Per hari ini, BOR kami di 66 persen. Puncaknya bulan lalu 91 persen," ujar Ridwan dalam wawancara virtual dengan Tempo pada Selasa, 27 Juli 2021.
Eks Wali Kota Bandung itu membeberkan, ada sejumlah strategi Jawa Barat menurunkan beban rumah sakit. Di antaranya dengan mengurangi pasien Covid-19 masuk ke rumah sakit hingga kurang lebih 14 ribu. Kemudian meningkatkan kuota tempat tidur pasien Covid-19 dari 20 persen menjadi 40 persen. Selanjutnya, memindahkan pasien yang hampir sembuh ke tempat isolasi terpusat.
Ridwan menyebut, secara umum, 80 persen pasien Covid-19 di Jabar itu adalah pasien isolasi mandiri. Untuk melayani pasien isoman ini, pada awal Juli lalu, Pemprov Jabar meluncurkan fitur Isolasi Mandiri dalam portal Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar). Fitur ini memberikan layanan telemedicine berupa konsultasi online dan obat gratis.
Untuk menjamin ketersediaan obat, Pemprov membuat nota kesepahaman dengan 10 perusahaan farmasi. Belakangan, ujar Ridwan, Jabar cukup terbantu dengan program obat gratis yang diluncurkan Presiden Jokowi medio Juli lalu.
"Saya minta kuota 80 ribu waktu rapat dengan Pak Luhut. Saya bilang apa adanya, bahwa pasien isoman kami paling banyak. Jabar kecepatannya baru 20 ribu dari kebutuhan 80 ribu, sisanya mohon di-cover," ujar Ridwan. "Pusat berjanji memenuhi secara bertahap".
Data hingga kemarin, penambahan kasus harian Covid-19 di Jawa Barat masih merupakan yang tertinggi di Indonesia dengan 4.368 kasus. Total kumulatif 573.437 kasus. Ridwan menyebut, angka ini seiring dengan gencarnya penelusuran yang dilakukan.
"Jabar punya 300 ribu relawan yang akan kita kerahkan untuk menemukan orang-orang sakit sehingga testing dan tracing lebih baik, lebih cepat," ujar Ridwan Kamil.