TEMPO.CO, Jakarta - Masuk masa akhir Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat, pemerintah masih belum berhasil mencapai target testing harian sebesar 400 ribu spesimen per hari. Besok, Senin, 26 Juli 2021, pemerintah berencana melonggarkan pembatasan. Sayangnya, dalam sepekan terakhir saja, jumlah tes masih belum konsisten.
Dari data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dalam sepekan terakhir, angka testing terbanyak terjadi pada 22 Juli 2021, yakni sebesar 294.470 spesimen. Ini juga merupakan rekor testing tertinggi selama ini.
Pada 18 Juli tercatat jumlah spesimen yang diperiksa hanya 192.918. Berturut-turut setelahnya adalah 160.686 spesimen, 179.275 spesimen, kemudian pada 21 Juli ada 153.330 spesimen.
Setelah mencapai puncaknya pada 22 Juli, angka testing kembali turun pada 23 Juli sebesar 274.246 spesimen, dan pada Sabtu, 24 Juli turun menjadi 252.696.
Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan tingginya kasus saat ini sebenarnya masih belum mencerminkan kondisi pandemi di Indonesia secara keseluruhan. Dengan situasi saat ini, ia menyebut setidaknya Indonesia harus melakukan testing hingga 1 juta spesimen per harinya.
"Paradigma menemukan suatu kasus itu harus dianggap sebagai suatu prestasi, bukan wanprestasi. Bagaimana kita mau basmi musuh ini kalau kita gak bisa menemukan musuh," kata Dicky.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa sejumlah tantangan masih dihadapi dalam mencapai target testing spesimen Covid-19.
"Tantangan terkait testing erat hubungannya dengan penambahan jumlah kasus konstan di mana rata-rata penambahan kasus harian di atas 10 ribu selama sebulan terakhir serta kemunculan Varian Delta yang telah mencapai 661 kasus di pulau Jawa Bali saat ini," kata Wiku dalam konferensi pers daring, Kamis, 22 Juli 2021.
Wiku mengatakan karakteristik Varian Delta yang mudah menular memberikan tekanan yang cukup besar pada fasilitas penyedia layanan kesehatan. Tak hanya itu, laboratorium serta layanan lainnya juga ikut tertekan sehingga terjadi potensi keterlambatan pencatatan.
Saat ini, Wiku mengatakan pemerintah menetapkan target nasional untuk testing dengan mengedepankan prinsip prioritas, yaitu mendahulukan suspek dan kontak erat dari kasus terkonfirmasi. Hal ini bertujuan menurunkan angka positivity rate nasional yang sampai minggu ke 3 Juli mencapai 28,27 persen. Baik metode PCR maupun antigen dimanfaatkan dalam kondisi ini.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan PPKM akan dilonggarkan pada 26 Juli 2021. Namun, ia mengatakan ada syarat pelonggaran. “Jika tren kasus terus mengalami penurunan, maka 26 juli 2021 pemerintah akan melakukan pembukaan secara bertahap,” ujarnya pada Rabu, 21 Juli 2021.
Baca: Pandu Riono Curiga Maraknya Demo Tolak PPKM Bakal Jadi Alasan Pelonggaran