Asrama Haji dan Hotel Jadi Shelter Covid-19 Selain Rumah Sakit di Surabaya

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Surabaya menjadi salah satu kota dengan kasus peningkatan Covid-19 yang cukup tinggi. Ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah pasien Covid-19 yang terpapar maupun meninggal dunia. Dilansir dari lawancovid-19.surabaya.go.id sudah ada sebanyak 2,73 juta kasus Covid-19 di Surabaya dengan statistik 2,18 juta sembuh dan 70.192 meninggal dunia. Dengan data ini, Kota Surabaya belum bisa dibilang aman dari penyebaran virus Covid-19. 

Bupati Eri Cahyadi beserta staf-stafnya sudah berusaha untuk membantu warga Kota Surabaya dalam menanggulangi penyebaran kasus Covid-19 dengan cara mengadakan vaksinasi massal di beberapa tempat di Kota Surabaya.

Vaksinasi massal tersebut juga ramai diikuti oleh masyarakat Kota Surabaya, mereka berantusias untuk datang dan bersedia menerima suntikan vaksin dari pihak medis. Upaya vaksinasi massal ini sudah seringkali dilakukan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Selain itu, pemerintah juga bekerjasama dengan pihak-pihak lain seperti militer, swasta, dan lain sebagainya untuk membantu para warga Surabaya yang menderita virus Covid-19 agar segera diisolasi secara mandiri. Ada beberapa tempat yang menjadi rujukan untuk digunakan sebagai shelter Covid-19 selain di rumah sakit.

Berikut merupakan 3 shelter Covid-19 yang sudah disiapkan Pemerintah Kota Surabaya:

1. Hotel-hotel swasta

Pemerintah Kota Surabaya bekerja sama dengan pihak persatuan hotel dan restoran Indonesia menyediakan beberapa hotel sebagai shelter Covid-19 dengan gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG).

2. Gedung Mako Lanmar

Pemerintah Kota Surabaya juga bekerja sama dengan pihak TNI Angkatan Laut untuk menyediakan tempat bagi para pasien penderita virus COVID-19. Gedung mako lamar menjadi opsi tempat yang disiapkan TNI Angkatan Laut untuk para pasien penderita virus COVID-19 di Kota Surabaya.

3. Asrama Haji Sukolilo

Asrama Haji Sukolilo menjadi salah satu shelter utama pasien Covid-19 selain di rumah sakit. Saat pertama kali dibuka, sebanyak 500-an orang lebih yang menjalani isolasi mandiri di sana, mereka menempati hampir seluruh kamar yang tersedia. Namun, untuk pasien penderita virus Covid-19 yang boleh melakukan isolasi mandiri di tempat ini hanyalah mereka yang terpapar tanpa gejala apapun atau OTG.

PRIMANDA ANDI AKBAR

Baca: Satu Keluarga Tak Kemana-mana Tapi Terinfeksi Covid-19 Varian Delta, Kok Bisa?

#Jagajarak
#Pakaimasker
#Cucitangan