TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Fraksi Demokrat Dewan Perwakilan Rakyat Didi Irawadi Syamsuddin mengkritik pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjatan yang berubah-ubah ihwal pengendalian pandemi Covid-19. Didi menilai, ucapan Luhut ambigu dan bisa menyesatkan rakyat dalam menyikapi pandemi.
"Seorang pejabat publik yang menjadi panglima utama untuk memerangi Covid-19 harusnya tidak membuat pernyataan yang setiap saat berubah-ubah yang bisa membingungkan masyarakat," kata Didi dalam keterangan tertulis, Jumat, 16 Juli 2021.
Didi menyoroti tiga pernyataan Luhut dalam kesempatan berbeda. Yakni bahwa penambahan kasus akan melandai setelah 12 Juli, klaim terkendalinya penanganan pandemi, lalu yang terakhir adalah ucapan bahwa virus corona varian delta sulit dikendalikan.
"Pernyataan Menko Luhut Pandjaitan yang tidak firm terkait Covid-19 dengan statement berbeda-beda bisa buat rakyat sesat," ujarnya.
Menurut Didi, terlepas dari ada tidaknya varian delta, kondisi Covid-19 di Indonesia pun sudah buruk. Ia mengatakan penambahan penambahan kasus baru pun mencapai angka di atas 50 ribu dalam beberapa belakangan, dengan rata-rata penambahan 41 ribu dalam sepekan terakhir. Sedangkan rata-rata angka kematian 900 orang per hari dalam satu pekan ini.
Didi mengatakan, kondisi nyata di lapangan pun menunjukkan bahwa masyarakat tak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dalam situasi darurat ini. Akibatnya, banyak kematian terjadi pada saat isolasi mandiri.
Fakta lainnya, lanjut dia, masyarakat kesulitan mendapatkan obat-obatan dan tabung oksigen. Jika pun tersedia, harganya telah meroket sangat tinggi. Ia menyayangkan pemerintah tak mampu mengendalikan situasi tersebut.
Menurut Didi, tren jumlah kasus baru dan kematian akibat Covid-19 yang terus meningkat membuktikan bahwa kondisi Covid-19 di Indonesia memang tak terkendali. Dia pun meminta pemerintah untuk jujur dan tak memberi kesan seolah-olah Indonesia baik-baik saja.
Ia mengatakan, langkah pemerintah yang tidak transparan akan berakibat fatal. Dia mendesak pemerintah mengambil langkah yang jelas, terukur, dan berdampak, bukan sekadar seremonial.
"Hentikan memainkan psikologi rakyat, membuat framing dengan statement-statement yang menyebutkan kasus Covid-19 bisa dikendalikan," ujarnya.
Dalam konferensi pers Kamis, 15 Juli kemarin, Luhut meminta masyarakat memahami dan meningkatkan protokol kesehatan. Sebab, ia mengatakan, virus corona varian delta sulit dikontrol.
"Saya mohon kita semua paham, dari varian delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," ujar Luhut dalam konferensi pers daring.
Adapun pada Senin, 12 Juli lalu, Luhut mengklaim bahwa penanganan Covid-19 terkendali selama sepuluh hari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali. Ia mengatakan, masalah ketersediaan obat, oksigen, dan tempat tidur sudah ditangani dan diharapkan membaik dalam empat hingga lima hari mendatang.
"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, ini sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya, nanti saya tunjukin ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut.