TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sosial memberikan penjelasan soal pernyataaan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma yang mengancam ASN pergi ke Papua atau mengancam memindahkan ke Papua. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Raden Harry Hikmat menyebut pernyataan Risma tersebur sebagai bentuk lecutan motivasi agar aparatur sipil negara (ASN) lebih peduli di masa pandemi.
Harry menjelaskan ungkapan itu merupakan upaya meningkatkan empati pegawai terhadap kondisi terkini masyarakat. “Itulah yang dimaksudkan dengan pernyataan akan dipindahkan ke Papua, tempat yang paling jauh (dari Bandung) tapi masih di Indonesia. Seluruh pegawai harus mampu keluar dari zona nyaman, meninggalkan keluarga dan kenyamanan rutinitas yang dialami sehari-hari, untuk berperan mengatasi masalah sosial dari Aceh sampai Papua,” kata Harry dalam keterangannya, Rabu 14 Juli 2021.
Harry mengatakan arahan Risma dalam kunjungan kerjanya di Dapur Umum Balai Sosial Wyata Guna Bandung, Selasa, 13 Juli 2021, harus dimaknai sebagai cambuk untuk seluruh jajaran Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI. Apalagi dalam kunjungan tersebut sempat Balai menyuguhkan hiburan dan hiasan yang tidak perlu dalam kondisi kedaruratan.
“Kami harus belajar dari relawan Tagana (Taruna Siaga Bencana) bagaimana cara mengoperasikan dapur umum,” ujar Harry Hikmat.
Dapur umum di Balai Wyata Guna Bandung ini diterapkan di beberapa balai sosial lain yang juga membuka dapur umum. Saat ini dapur umum dalam rangka meningkatkan ketahanan sosial masyarakat terkena dampak PPKM Darurat di wilayah Jawa – Bali beroperasi di Jakarta, Bandung, Bogor, Solo, Surabaya, dan Denpasar.
Kehadiran Kementerian Sosial dalam situasi tanggap darurat juga diwujudkan dalam pemberdayaan sosial dan penanganan pasca-bencana sebagaimana dilakukan di beberapa wilayah di Papua.
“Pasca banjir bandang awal 2021 misalnya, hingga saat ini kami terus mendorong bangkitnya perekonomian masyarakat melalui penyediaan perahu long-boat, fasilitasi koperasi untuk membuka kios sembako dan beragam kegiatan pengolahan hasil pertanian. Kami berharap jajaran kami dapat terjun langsung ke daerah-daerah di Papua pasca-PPKM Darurat ini,” kata Harry.
Sebelumnya, Risma kesal ketika mendapati tidak adanya ASN di Balai Wyataguna Bandung untuk membantu memasak di dapur umum yang akan mendistribusikan makanan kepada masyarakat. Risma hanya mendapati petugas dari Tagana dan petugas lainnya di dapur umum. Sementara ia menilai ASN lainnya di lingkungan Kementerian Sosial hanya bekerja di dalam kantornya.
Ia mengancam akan memutasikan para ASN di Wyataguna itu untuk bekerja di daerah Papua karena tidak turut membantu pekerjaan di dapur umum tersebut. "Sekarang saya nggak mau lihat seperti ini, kalau saya lihat lagi, saya pindahkan ke Papua, saya nggak bisa mecat kalau nggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua sana teman-teman," ujar dia dikutip dari Antara.
ANTARA
Baca juga: Soal ASN Dipindah ke Papua, Koordinator Antirasisme: Risma Harus Minta Maaf