TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menjalankan sejumlah terobosan-terobosan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu hal yang penting adalah bagaimana lulusan dari sekolah menengah kejuruan dan lulusan perguruan tinggi bisa langsung terserap industri.
Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengatakan langkah revolusioner ini bermula dengan adanya pembentukan Badan Riset dan Inovasi Nasional. Lewat lembaga ini, kata dia, kementerian dan BRIN memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan riset dan penelitian.
"Kita berikan 20 SKS untuk riset full time setara ambil empat hingga lima mata kuliah, sehingga tidak ada pengorbanan bagi mahasiswa. Kebijakan yang revolusioner ini diharapkan bisa mendorong mahasiswa melakukan riset," kata Nadiem dalam Konferensi Pendidikan Akademi Edukreator 2021 dengan tema Titik Balik Pendidikan Indonesia yang disiarkan di akun Youtube Kok Bisa?, Rabu 14 Juli 2021.
Langkah lainnya, kata Nadiem, menarik dunia industri bergabung dengan perguruan tinggi. Kementerian mengeluarkan kebijakan matching fund dimana jika industri membantu satu rupiah maka akan ditambah satu rupiah dari pemerintah. Kemudian, program kampus merdeka. "Kita berikan insentif kepada industri dengan membantu uang saku dan fasilitator sekaligus program magang bersertifikat," ujarnya.
Selain di tingkat perguruan tinggai, Kemendikbudristek juga membuat terobosan di tingkat SMK. Selama ini, SMK hanya menjadi alternatif kedua dan masih banyak lulusannya yang menjadi pengangguran. "Proporsi praktek dibesarkan, magang industri dengan kurikulum ditentukan perusahaan. Industri yang berinvestasi di SMK itu juga menyiapkan kontrak kerja saat lulus," ucapnya.
Selanjutnya, program meningkatkan D3 menjadi D4 atau sarjana terapan. "Sehingga lebih cepat diserap industri," katanya.
Kementerian juga menggejot dari sisi pengajarnya dengan program guru penggerak. Program ini dilakukan dengan seleksi ketat selama 9 bulan untuk menyiapkan calon kepala sekolah masa depan, pengawas guru dan influencer di berbagai provinsi. "Pelatihan kita fokus mengubah pola pikir. Mreka dulu merasa administrator pendidikan yang menjalankan kurikulum kini kita beri kebebasan untuk memerdekakan potensi anak-anak," ujarnya.
Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Praptono mengatakan sudah ada 3 juta guru yang ikut dalam program yang dilakukan di 56 kabupaten/kota. Dengan adanya pandemi ini, kata dia, mereka diharapkan bisa mencari pembelajaran yang tepat dan memanfaatkan teknologi informasi. "Lewat pandemi mereka lebih terasah," ujarnya.
Musisi Vidi Aldiano mengatakan pendidikan sangat menunjang dalam masa depannya. Meskipun dia berkarir menjadi penyanyi, namun pendidikan itu punya peranan dalam karirnya. Ia bercerita saat berkarir di musik, dirinya masih duduk di SMA. Saat kuliah, ia mengambil S1 jurusan bisnis dan S2 jurusan enterpreneur. "Pengaruh karir ada banget, sekarang saya punya perusahaan label dan manajemen sendiri," ujarnya.
Baca: Obrolan Jokowi dan Nadiem: Mahasiswa Harus Sekali-kali Pergi ke Laut