TEMPO.CO, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut pemerintah saat ini harus bekerja ekstra keras menangani pandemi Covid-19. Sebab, ujar Erick, selain kasus yang melonjak, tingkat keparahan risiko terhadap pasien yang terpapar juga meningkat, terutama setelah masuknya varian delta.
Jika dulu pasien menunjukkan gejala keparahan di hari akhir inkubasi, sekarang bisa lebih cepat. Kemudian, tahun lalu Favipiravir atau yang dikenal dengan nama Avigan diberikan sebagai obat terapi Covid-19 bagi pasien yang gejala berat, kini diberikan untuk pasien gejala sedang.
"Itu saya sampai kaget-kaget," ujar Erick menjelaskan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, dalam wawancaranya di program talkshow 'Ini Budi' yang tayang di kanal YouTube TV Tempo.
Menghadapi virus Corona yang terus bermutasi, kata Erick, formula dan road map penanganan setiap negara juga harus selalu berubah dan dibedah ulang. Saat ini, pemerintah mengambil opsi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat Jawa-Bali, dengan Koordinator Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Di bawah koordinasi Luhut, kata Erick, rapat-rapat digelar secara intens. "Rapat yang dipimpin Menko Luhut itu memang sekarang rapatnya kembali seperti awal-awal covid, sehari bisa tiga kali sekarang," ujar Erick. "Membahas ketersediaan obat, oksigen, semuanya".
Tak jarang pula, kata Erick, Luhut menekan kementerian untuk memastikan segala skenario yang disiapkan pemerintah berjalan dengan baik di lapangan.
"Tipikal Pak Luhut kan tentara, di mana beliau ingin memastikan pekerjaannya selesai. Di situ lah Pak Luhut, ya mohon maaf enggak ada maksud apa-apa, menekan kami-kami di kementerian harus jelas dengan target-target. Buat kami, terutama saya yang menteri junior terus belajar karena ini risiko jabatan," ujar Erick Thohir. "Setiap ada laporan, saya juga selalu cek ke lapangan, saya sidak".
Baca juga: Erick Thohir Pastikan Vaksin Gotong Royong Individu Tak Pakai APBN