Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Waria di Jakarta: Kehilangan Pekerjaan Kini Menjadi Pengusaha Kuliner

Reporter

Editor

Praga Utama

image-gnews
Pendistribusian bantuan bagi transpuan di Kampung Duri, Jakarta Barat, 2020 lalu. Dok. QLC Jakarta
Pendistribusian bantuan bagi transpuan di Kampung Duri, Jakarta Barat, 2020 lalu. Dok. QLC Jakarta
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah waria yang tergabung dalam kelompok kesenian transgender Sanggar Seroja mendirikan sejumlah usaha kuliner berskala kecil pada masa pandemi ini. Berkat usaha-usaha tersebut, mereka yang rata-rata tinggal di kawasan Kampung Duri, Jakarta Barat, bisa bertahan hidup.

Mulanya, para transpuan di Kampung Duri kepayahan karena tak bisa mendapatkan uang dari bekerja di salon, sebagai penata rias, atau pekerjaan informal lain. Mereka sempat berupaya mendapatkan bansos. Tapi, dari puluhan transpuan yang mengajukan diri, hanya 2-3 orang yang diakomodasi oleh perangkat pemerintah setempat. Padahal, menurut Mama Atha, salah satu anggota Seroja, semua anggota Seroja sudah punya KTP bahkan nomor pokok wajib pajak.

Kondisi memprihatinkan itu mendorong sejumlah pegiat dari komunitas Queer Language Club (QLC) membuka penggalangan dana #BantuanUntukWaria, dan terkumpul sekitar Rp 100 juta. Dana itu dipakai untuk membeli bahan pokok dan nasi bungkus untuk makan sehari-hari para waria. Sebagian dijadikan modal usaha kuliner rumahan, seperti kue bolu, jajanan pasar, kue kering, dan bawang goreng. Para pegiat QLC juga membantu mempromosikan produk mereka di media sosial dengan iklan yang menarik hingga bisa laris terjual.

Mama Atha bercerita, ada enam produk makanan yang dibuat dan dipasarkan para anggota Seroja: Risol Teteh Uti, Bolu Mama Pandan, Bawang Goreng Neng Metta, Sambal Dapur Miss Wanty, Kue Peranakan Madam Seroja, dan Cumi Pedas Nona Indri. Sejak empat bulan lalu, mereka membuat dapur bersama di kawasan Krendang, Tambora, Jakarta Barat, sebagai tempat untuk memproduksi makanan jualan mereka.

Pendistribusian bantuan bagi transpuan di Kampung Duri, Jakarta Barat, 2020 lalu. Dok. QLC Jakarta

Pada pertengahan masa pandemi, sejumlah anggota Seroja sempat kembali bekerja di salon dan menjadi penata rias. Tapi, gara-gara PPKM, aktivitas itu terhenti lagi. “Akhirnya kami mengandalkan pemasukan dari usaha kuliner. Alhamdulillah pesanan ada terus yang masuk,” kata Mama Atha yang memiliki usaha Bolu Mama Pandan, Sabtu, 10 Juli 2021.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Transpuan lain yang menjalankan usaha kuliner berkat bantuan modal itu ialah Uti, yang sempat kehilangan pekerjaan di sebuah salon kecantikan. Ia kini punya usaha produksi dan penjualan aneka kue serta jajanan pasar dengan nama Risol Teteh Uti. “Awalnya jualan risoles karena memang aku punya resepnya, dan memang sejak lama aku bisa bikin kue dan aneka jajanan pasar,” kata Uti kepada Tempo, beberapa waktu lalu.

Produk-produk Uti dikemas dengan kemasan menarik dan dipromosikan di media sosial. Pemesannya datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek. “Aku kirim dengan memberdayakan warga sekitar yang bekerja jadi tukang ojek, jadi saling membantu,” ujarnya. Dalam beberapa kesempatan, seperti bulan Ramadan, Uti juga membuka lapak berjualan di sekitar tempat tinggalnya.

Bagi Uti, bantuan permodalan ini menjadi gagasan cemerlang untuk kalangan transpuan. “Kami terbantu banget, jadi bisa punya usaha sendiri dan tak bingung lagi cari uang untuk makan,” katanya. Hal yang tak kalah penting, kata Uti, dengan adanya kegiatan membuat kue ini, ia tak lagi stres memikirkan tekanan hidup akibat pandemi.*

PRAGA UTAMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

1 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

2 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

3 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

4 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

6 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

8 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

16 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

18 hari lalu

Direktur Utama BRI Sunarso pada Press Conference Pemaparan Kinerja Keuangan Kuartal IITahun 2022 pada Rabu, 27 Juli 2022.
Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.


BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

18 hari lalu

Sejumlah wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Pantai Batu Bolong di Badung, Bali, Rabu 3 Mei 2023. Sebanyak 370.832 orang wisman tercatat mengunjungi Pulau Bali pada bulan Maret 2023 atau meningkat 14,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya dengan mayoritas wisatawan yang berasal dari Australia, India, dan Singapura. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

18 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.