TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadilah mengakui tak mudah merekrut tenaga relawan kesehatan di tengah situasi naiknya kasus Covid-19.
Harif mengatakan untuk kebutuhan fasilitas kesehatan di tingkat pusat, perawat yang dibutuhkan mencapai 3.495 orang. "Ditambah lagi dengan kebutuhan di asrama haji itu 450 orang. Jadi total 3.945 orang perawat," ujar dia saat dihubungi pada 10 Juli 2021.
Namun, hingga 6 Juli 2021 jumlah tenaga perawat yang terpenuhi baru 771 orang. Sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan perawat, Harif pun mengontak seluruh lulusan perawat di 2021 dengan total 32.000 di seluruh Indonesia.
"Kemudian kami menyaring di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) ada 3.250 orang dan dalam dua hari kami sudah mengontak satu per-satu by phone. Baru 350 orang dan hanya satu yang mau jadi relawan," kata Harif. Ia mengaku khawatir akan kekosongan tenaga perawat saat ini.
Sehingga, menurut Harif, perlu segera dibicarakan ihwal rencana pemerintah yang akan melibatkan mahasiswa tingkat akhir jurusan kedokteran dan calon perawat guna menangani pasien Covid-19.
"Walaupun pada pelaksanaannya memang betul harus diatur sedemikian rupa karena ini menjadi beban tambahan dari perawat-perawat yang saat ini sudah bekerja," ucap Harif.
Baca juga: Krisis Tenaga Perawat Hantui Indonesia
ANDITA RAHMA