TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes, Arianti Anaya, mengatakan dua jenis obat terapi Covid-19 Remdesivir dan Tocilizumab sedang diimpor untuk memenuhi stok dalam negeri.
“Kita sedang mendorong Remdesivir lagi impor dan saat ini sudah akan sampai lagi di Indonesia dalam 1-2 hari kita memiliki penambahan stok yang ada sekarang,” kata Arianti dalam konferensi pers, Sabtu, 10 Juli 2021.
Remdesivir merupakan obat terapi Covid-19 bagi pasien bergejala sedang, berat sampai kritis. Sedangkan Tocilizumab untuk pasien kritis.
Arianti memaparkan stok obat saat ini, ialah Oseltamivir kapsul total ada 11,6 juta tablet. Kemudian Favipiravir tablet ada 24,4 juta tablet. Remdesivir vial terdapat 148.891, Azitromisin tablet 12,3 juta, Tocilizumab vial terdapat 421, dan multivitamin tablet 75,9 juta.
Untuk jumlah Tocilizumab yang terlihat sedikit, Arianti menjelaskan bahwa stoknya memang terbatas. Namun, obat tersebut hanya digunakan untuk kasus pasien kritis. “Artinya dihitung sangat kecil dibandingkan gejala ringan atau sedang. Tocilizumab ini sedang kita upayakan menambah,” ujarnya.
Kedua jenis obat tersebut ada yang diimpor dari India, Bangladesh, Cina, dan Jerman. Ia mengakui bahwa Indonesia memang belum bisa memproduksi obat-obat tersebut di dalam negeri. Tetapi, ia mengungkapkan bahwa Remdesivir akan diproduksi dalam negeri mulai Agustus mendatang. “Sehingga kita akan lebih siap memenuhi stok yang ada di dalam negeri,” katanya.
FRISKI RIANA
Baca: Kemenkes Ungkap Stok Obat untuk Pasien Covid-19, Ini Jumlahnya