TEMPO.CO, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia menyatakan ada sekitar 3.000 mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang bisa dilibatkan untuk menangani pasien Covid-19. Mereka adalah dokter yang sudah menyelesaikan pendidikan, namun belum menjalani Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter.
“Mereka dokter yang terkendala melakukan uji kompetensi, jumlahnya sekitar tiga ribuan,” kata Wakil Ketua Pengurus Besar IDI, Slamet Budiarto, saat dihubungi, Sabtu, 10 Juli 2021.
Slamet mengatakan IDI setuju dengan rencana Kementerian Kesehatan untuk melibatkan mahasiswa tingkat akhir kedokteran tersebut. Dia bilang mahasiswa tingkat akhir itu sudah memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai untuk menangani pasien. Terlebih, kata dia, kondisi pandemi Covid-19 sedang genting, sehingga dibutuhkan tambahan tenaga kesehatan.
Sebelumnya, pemerintah akan melibatkan mahasiswa tingkat akhir jurusan kedokteran dan calon perawat untuk menangani pasien Covid-19. Calon dokter dan perawat akan mulai dilibatkan seiring dengan lonjakan kasus Covid-19 belakangan ini.
“Menteri Kesehatan akan segera melakukan mobilisasi SDM untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan, mahasiswa kedokteran tingkat akhir dan calon perawat akan dilibatkan untuk membantu situasi darurat ini,” kata juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informasi, Dedy Permadi dalam konferensi pers harian PPKM Darurat, Jumat, 9 Juli 2021.
Jumlah pasien Covid-19 mengalami peningkatan signifikan beberapa pekan setelah perayaan Idul Fitri 2021 namun tenaga kesehatan berkurang karena banyak yang terpapar. Selama empat hari berturut-turut, jumlah orang yang terinfeksi virus tersebut ada di atas 30 ribu orang. Rekor penambahan jumlah kasus terjadi pada 8 Juli 2021 dengan total 38.391 orang dinyatakan positif Covid-19.
Baca: Terkini Nasional: HET Obat Diatur Ulang dan Pemenuhan Oksigen Lewat Konversi Gas