Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Dokter Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Mahesa Paranadipa Maikel, mengatakan saat ini kebutuhan pasokan oksigen di rumah sakit-rumah sakit meningkat 2-3 kali lipat.
"Kondisi hari ini tidak sama dengan kondisi beberapa bulan lalu. Saat ini hampir 90 persen pasien di ruang isolasi butuh oksigen," kata Mahesa saat dihubungi, Senin, 5 Juli 2021.
Ia mengatakan persoalan muncul ketika produsen pasokan oksigen tidak bisa memenuhi kebutuhan kebanyakan rumah sakit. Alhasil pasokan dan permintaan tak lagi seimbang.
Di Kudus, Mahesa mengatakan laporan soal krisis oksigen sudah masuk sejak bulan lalu. Sedangkan di Jabodetabek sudah hampir 2 minggu ini mengalami krisis. Daerah lain seperti Bandung juga telah melaporkan kondisi krisis serupa.
Mahesa mengatakan selain terbatasnya perusahaan penyedia layanan pasokan oksigen, juga muncul lonjakan permintaan isi ulang dari masyarakat.
Kementerian Kesehatan menyebut kapasitas produksi oksigen nasional seluruhnya mencapai 866 ribu ton/tahun. Namun dengan kondisi saat ini, utilitas pabrik hanya mencapai 75 persen. Sehingga yang riil diproduksi adalah 640 ribu ton.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat bersama Komisi IX DPR pada Senin, 5 Juli 2021, mengatakan bahwa dari 640 ribu ton/tahun itu, 75 persen atau 548 ribu ton/tahun, dipakai untuk oksigen industri. Mulai dari industri baja, nikel, hingga smelter. Alokasi untuk medis, hanya 25 persen 181 ribu ton/tahun.
Meski begitu, Budi mengatakan telah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian untuk memastikan bahwa pemerintah akan segera mengubah alokasinya menjadi 90 persen untuk medis.
"Kita sudah koordinasi dengan Menperin agar konversi oksigen dari industri ke medis diberikan sampai 90 persen. Sekitar 575 ribu ton/tahun produksi oksigen dalam negeri akan dialokasikan ke medis," kata Budi.
Baca selanjutnya: Pemerintah dinilai terlambat antisipasi...