TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengingatkan distributor agar tidak menimbun oksigen demi keuntungan di tengah krisis pandemi Covid-19.
Juru bicara Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, mengatakan saat ini pasien Covid-19 harus menjadi prioritas.
"Jangan menimbun oksigen, kita prioritaskan menyelamatkan nyawa saudara kita. Distributor dan pelaku penimbun oksigen adalah musuh masyarakat dan akan ada ganjarannya," tuturnya dalam konferensi pers daring pada Ahad, 4 Juli 2021.
Jodi mengakui jumlah oksigen terbatas. Namun, ia meyakinkan masyarakat agar tak perlu panik. Sebab, ia mengatakan pemerintah terus berupaya untuk memenuhi pasokan oksigen khususnya di rumah sakit rujukan Covid-19.
"Pemerintah akan terus mengusahakan dan mencari jumlah oksigen secara maksimal dengan berbagai cara. Baik industri lokal maupun impor oksigen. Keselamatan rakyat uang yang utama untuk saat ini," ujar Jodi
Sebelumnya, RSUP Sardjito Yogyakarta merupakan salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 yang mengalami kekurangan pasokan oksigen.
Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, Rukmono Siswishanto melaporkan persediaan oksigen sentral terus turun sejak Sabtu, 3 Juli 2021, pukul 16.00 WIB. Puncaknya, mereka kehabisan oksigen pada pukul 18.00.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengakui kehabisan oksigen di RSUP Dr. Sardjito terjadi akibat kekurangan pasokan. "Sudah dipenuhi kemarin. Kami mengirim langsung dari produsen di Jawa Barat sebanyak 2 ton," ujar Nadia saat dihubungi, Ahad, 4 Juli 2021.
Akhir Juni lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut sudah mendapatkan komitmen dari suplier oksigen ini untuk mengalihkan kapasitas industri ke medis. "Ada komitmen dari perusahaan lokal yang siap mensuplai oksigen medis sebesar 75 persen. Sehingga stok kita masih cukup," ujar Budi dalam konferensi pers daring, Jumat, 25 Juni 2021.
Baca juga: Kronologi 63 Pasien Covid-19 Meninggal Setelah Stok Oksigen RSUp Sardjito Kriris