TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyiapkan opsi terburuk bila terjadi lonjakan kematian akibat Covid-19. Ia mengantisipasi dengan membuat ratusan peti mati.
"Pemkot memang membuat sendiri peti matinya, sehingga nanti ketika ada yang dikirim untuk pemulasaraan di TPU Keputih, terus dimandikan dan dimasukkan dalam petinya, lalu dimakamkan. Jadi, inilah yang kami lakukan untuk warga Surabaya," kata Eri Cahyadi, Jumat, 2 Juni 2021.
Meski demikian Eri Cahyadi berharap peti mati yang dibuat di belakang balai kota itu tidak dipakai, karena ia tidak ingin ada korban lagi akibat Covid-19. Menurutnya satgas Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan serta satgas Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang memang diberi tugas membuat peti mati dengan jumlah banyak.
"Tapi saya tetap berharap peti ini tidak ada yang terpakai, malah saya berharap tambah kurang, tambah kurang korban Covid-19 di Surabaya," ujarnya.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara berujar telah didirikan tenda khusus tempat pembuatan peti mati. Sebanyak 150 satgas bekerja cepat dan tepat untuk membuat peti mati itu. "Jadi, yang sudah selesai langsung dibawa ke TPU Keputih. Karena di sana juga menjadi tempat pemulasaraan jenazah," katanya.
Menurut Febri peti mati itu dibuat lebih banyak karena memang selama Juni 2021 jumlah permintaan peti untuk pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan terus meningkat. Data hingga tanggal 27 Juni 2021, ada sebanyak 490 pemakaman yang menggunakan protokol kesehatan.
"Jadi, ayo selamatkan anak, istri dan cucu kita. Selamatkan keluarga kita dengan terus menjaga prokes. Jika kita sayang pada keluarga, tentu kita harus menjaga prokes, mari bersama-sama dan bergotong-royong melawan Covid-19," katanya sambil berharap peti mati itu tak terpakai.
Baca Juga: Omzet Ratusan Juta, Pengrajin Peti Mati: Sebelum Pandemi Sehari Cuma 1 Terjual