TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan angka kematian dokter meningkat tajam dari Mei ke Juni 2021. IDI menyebut salah satu penyebabnya adalah melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia sejak beberapa pekan belakangan.
Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Mohammad Adib Khumaidi, mengatakan temuan awal saat ini, penyebab utama peningkatan ini adalah karena melonjaknya jumlah kasus, yang membuat resiko dokter terpapar lebih tinggi. Penyebaran mutasi virus berupa varian Delta, juga ikut mendorong penyebaran ini.
"Varian baru Delta kan kondisinya penularan mudah, cepat, dan 2,61 kali meningkatkan perawatan. Lalu 1,67 kali meningkatkan menjadi kondisi gawat darurat," kata Adib saat dihubungi, Senin, 28 Juni 2021.
Tercatat, ada 26 dokter meninggal saat bertugas menangani pandemi selama Juni 2021. Angka ini naik signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya 7 kasus kematian.
Meski begitu, Adib mengatakan hingga saat ini, belum ada kajian resmi mengenai efek langsung varian Delta pada kematian dokter. Jika merujuk pada data IDI, Adib mengatakan, varian ini tidak terlalu membawa dampak mematikan.
Ia mencontohkan kasus penyebaran varian Delta di Kudus yang menyebabkan 831 dokter dan tenaga medis terpapar. 213 di antaranya harus menjalani isolasi mandiri. termasuk para tenaga kesehatan yang telah diperiksa whole genome sequencing-nya. Dari jumlah itu, angka kematiannya adalah 4 orang, terdiri dari 2 perawat, 1 ahli gizi, dan 1 dokter.
"Belum ada yang studi pastinya juga varian Delta membuat kematian (dokter) tinggi, karena referensi juga belum ada. Tapi kalau varian ini meningkatkan spreading, penularannya, itu jelas referensi sudah ada," kata Adib.
Baca juga: Kasus Covid Meledak, IDI Catat Kematian Dokter Meningkat Tajam pada Juni 2021