TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko mengaku memberanikan diri membagikan Ivermectin kepada pasien Covid-19 di sejumlah kota. Dia mengibaratkan situasi pandemi Covid-19 seperti perang.
“Melihat situasi dalam negeri, melihat apa yang dilakukan negara-negara lain di dunia, saya selaku Ketum HKTI dan juga mantan Jenderal TNI, tentu berpikir sedikit berbeda di dalam melihat situasi ini,” kata dia dalam diskusi daring Frontline Covid-19 Critical Care Alliance Indonesia, Senin, 28 Juni 2021.
Dia lantas menceritakan tentang kehidupan tentara. Menurut dia, bila akan menyerang bukit musuh, prajurit sudah mengkalkulasi resiko. Saat memilih menurunkan prajurit lewat terjun payung, maka kemungkinan 33 persen tentara itu akan tewas.
Bila memilih mendekati medan terbuka dengan dihujani tembakan, maka diperkirakan 12 sampai 15 persen prajurit akan meninggal. “Inilah kondisi-kondisi yang kita hadapi dari waktu ke waktu yang selalu dipikirkan oleh prajurit,” kata dia.
Moeldoko menganggap situasi krisis Covid-19 memerlukan cara berpikir seperti itu. Diam atau bergerak tetap ada resiko kematian. Maka pilihan yang paling baik, menurut dia, adalah bergerak.
Moeldoko membagikan Ivermectin kepada anggota HKTI di beberapa wilayah, seperti Tangerang, Jakarta Timur, Depok, Bekasi, Semarang Timur, Sragen dan Kudus. Dia mengklaim hasil pengobatan dengan obat cacing itu cukup baik.
“Di kota Tangerang, Jakarta Timur, Depok, Bekasi menghasilkan tingkat kemanjuran yang hampir di seluruh daerah mendekati 100 persen,” ia mengklaim.
Dari pengalaman itu, Moeldoko cukup optimistis Ivermectin bisa jadi solusi pengobatan pasien Covid-19. Meski demikian, dia mengatakan sikap hati-hati dalam penggunaan obat baru tetap dibutuhkan.
Sebab, itu menyangkut kehidupan seseorang. “Sekali lagi adalah hal yang sangat penting, kita tidak boleh abai terhadap hal itu,” ujar dia ihwal obat Ivermectin.
Baca juga: Kata WHO Soal Ivermectin dan Obat Covid-19, Simak Daftar Rekomendasi Terkini