TEMPO.CO, Yogyakarta - Penularan kasus Covid-19 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus meluas.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY Berty Murtiningsih menyebut situasi Covid-19 di DIY hingga tanggal 25 Juni 2021 terjadi penambahan kasus terkonfirmasi sebanyak 783 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi menjadi 56.246 kasus.
" Jumlah kasus aktif 7.887 kasus dan
penambahan kasus meninggal sebanyak 16 kasus, sehingga total kasus meninggal menjadi 1.438 kasus," kata Berty di Yogyakarta, Jumat, 25 Juni 2021.
Sejak hampir dua pekan ini, kasus harian DIY terus bertambah di atas 500- 600 kasus. Jumlah ini terbilang tinggi untuk wilayah yang hanya berpenduduk sekitar 3,6 juta jiwa itu.
Tingkat kesembuhan atau case recovery rate di DIY sebesar 83,42 persen dan tingkat kematian atau case fatality rate tercatat 2,56 persen. "Penambahan kasus sembuh sebanyak 277 kasus, sehingga total sembuh menjadi 46.921 kasus," kata Berty.
Penularan kasus Covid-19 pun akhir pekan ini turut menimpa belasan awak media massa yang bertugas di berbagai pos peliputan.
Informasi terakhir yang diperoleh Tempo, ada sekitar 13 wartawan yang positif terpapar Covid-19 dan mesti menjalani isolasi di shelter-shelter yang tersebar.
Mereka merupakan jurnalis media cetak, online hingga elektronik baik lokal maupun nasional.
Banyaknya jurnalis yang terpapar Covid-19 membuat Pemda DIY juga menutup sementara ruang media center Komplek Kantor Gubernur DIY Kepatihan mulai Jumat, 25 Juni 2021. Juga, membatasi wawancara kontak langsung dengan narasumber untuk menghindari lebih luas penularan.
“Mulai Jumat 25 Juni 2021 media center kami tutup dulu sementara sampai dengan waktu yang belum ditentukan. Kami usahakan, untuk agenda-agenda pimpinan yang penting akan kami share via Google Drive,” kata Kepala Bagian Humas, Biro Umum, Hubungan Masyarakat, dan Protokol DIY, Ditya Nanaryo Aji.
Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Shinta Maharani mengatakan hasil pendataan AJI Indonesia, sejak Maret 2020 hingga 19 Juni 2021 terdapat 381 pekerja media yang terinfeksi Covid-19, sembilan di antaranya meninggal.
"Menurut LaporCovid-19, warga yang dinyatakan positif juga kesulitan mencari fasilitas kesehatan di sekitar Jakarta dan Bandung. Penyebabnya adalah ketersediaan tempat tidur di rumah sakit yang sudah hampir penuh," kata Shinta.
Di sisi lain, pengamatan yang dilakukan AJI masih terdapat konferensi pers yang digelar sejumlah pihak kurang memperhatikan protokol kesehatan dan menimbulkan kerumunan jurnalis. Kondisi ini menempatkan jurnalis menjadi rentan tertular Covid-19 dan membahayakan nyawa jurnalis.
AJI pun mendorong institusi pemerintah dan swasta untuk ikut menjaga keselamatan jurnalis dalam menghadapi pandemi Covid-19. Salah satunya menggelar konferensi pers secara daring dengan tetap mengutamakan prinsip keterbukaan informasi.
"Keberadaan jurnalis dibutuhkan masyarakat untuk dapat memberikan informasi yang valid untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi pandemi corona ini," kata dia.