INFO NASIONAL – Kerja sama tentang ketenagakerjaan menjadi bahasan penting dalam pertemuan bilateral antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS). Pertemuan itu terjadi di sela-sela Labour Employment Minister Meeting (LEMM) G-20, Catania, Selasa, 22 Juni 2021 waktu setempat.
Potensi kerja sama yang dapat dilakukan yakni pengembangan kapasitas (capacity building) untuk pejabat fungsional ketenagakerjaan seperti pengantar kerja, pengawas ketenagakerjaan, mediator, dan instruktur; dan pelatihan vokasi yang inklusif untuk pekerja perempuan, muda, dan kelompok rentan.
"Kedua negara memberikan perhatian khusus terhadap pentingnya pelatihan vokasi guna mendukung proses transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja, khususnya dalam mengurangi pengangguran angkatan kerja muda di Indonesia," ujar Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi.
Isu lain yang dibicarakan yakni pentingnya peningkatan penguatan pengawasan ketenagakerjaan. "Potensi kerja sama ketenagakerjaan ini bisa dalam bentuk peningkatan kompetensi pengawas ketenagakerjaan Indonesia maupun sistem pengawasannya khususnya pada sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan," katanya.
Salah satu hal yang diapresiasi AS, kata Anwar melanjutkan, yakni keberhasilan Pemerintah Indonesia mengurangi pekerja anak secara signifikan. Sebagai informasi, Kemnaker berhasil melakukan pengurangan pekerja dan menarik 143.456 pekerja anak dari tempat kerja selama periode 2008-2020.
Anwar juga menjelaskan penerapan Undang-Undang Cipta Kerja berupa relaksasi dan penyelarasan peraturan yang dapat menarik investasi asing lebih besar ke Indonesia. Antara lain peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha, perlindungan dan kesejahteraan pekerja, kemudahan pemberdayaan dan perlindungan UMKM.
"Seiring peningkatan iklim investasi yang lebih kondusif melalui regulasi UU Cipta Kerja yang baru ini, pemerintah Indonesia berharap investor asing asal AS dapat berpartisipasi menanamkan modal di Indonesia guna menciptakan lapangan kerja di Indonesia, meningkatkan daya saing, dan produktivitas pekerja Indonesia," ujar Anwar.
Pemerintah Amerika Serikat, lanjut Anwar, juga menyambut baik implementasi regulasi baru ini dan berharap Pemerintah Indonesia turut mendukung peningkatan produktivitas dan perlindungan sosial bagi pekerja Indonesia melalui skema Jaminan Kehilangan Pekerjaan (unemployment benefit).
Anwar Sanusi yang memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan bilateral tersebut, didampingi oleh Staf Khusus Menaker Hindun Anisah dan M. Reza Hafiz Akbar. Sementara AS diwakilkan oleh Deputy Undersecretary for International Affairs Amerika Serikat, Thea Lee.
Sementara itu, terkait Presidensi Indonesia di Employment Working Group (EWG) G20 pada tahun 2022, Indonesia meminta dukungan pemerintah AS untuk mendukung sejumlah isu prioritas yang akan diangkat. Yakni sustainable job creation and inclusive labour market towards changing world of work, human capacity development for sustainable growth of productivity, dan adaptive labour protection in the changing world of work. (*)