Meningkatnya kematian juga terlihat dari sibuknya relawan pemakaman di Kota Semarang. Salah seorang relawan pemakaman Covid-19 mengaku permintaan pemakaman datang ke timnya bisa mencapai enam kali dalam sehari. "Melihat keadaan teman-teman dan kondisi kami, tidak memungkinkan semua diangkat," kata Lucky, salah seorang relawan, Selasa 22 Juni 2021.
Dia mengaku tak mampu mengakomodir seluruh permintaan bantuan pemakaman yang datang ke timnya. Pasalnya jumlahnya terus meningkat. "Di RSUP dr Kariadi saja dalam sehari bisa sampai 16 jenazah Covid-19. Itu baru satu rumah sakit belum lainnya," ungkapnya.
Menghadapi kenaikan kasus Covid-19 tersebut, Pemerintah Kota Semarang menutup tempat hiburan. Kota Semarang kini berstatus zona merah penularan Covid-19 bersama 12 daerah lainnya di Jawa Tengah. Tempat hiburan yang ditutup seperti bioskop, karaoke, kebun binatang dan lainnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan penutupan tersebut berlaku mulai Selasa, 22 Juni 2021. "Ini berat tapi memang harus kita lakukan karena jumlah penderita Covid-19 semakin banyak," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Senin 21 Juni 2021.
Hendi, sapaannya, juga memangkas jam operasi tempat usaha seperti pusat perbelanjaan, restoran, warung makan, dan kafe. Jika semula telah diizinkan hingga pukul 22.00 WIB diperketat hanya sampai pukul 20.00 WIB. Serta hanya boleh menampung pengunjung di bawah 50 persen dari kapasitas.
Adapun perusahaan di Kota Semarang diminta mengoptimalkan inovasi kerja dari rumah. Jika jenis pekerjaannya harus dilakukan di kantor, Hendi menawarkan pembagian sift untuk meminimalisir kontat antarpegawai.
Guna mengurangi mobilisasi masyarakat di luar rumah, ruas jalan di kawasan Simpanglima dan Kota Lama Semarang juga ditutup. Penutupan berlaku mulai pukul 19.30 sampai 06.00 WIB setiap hari.
Namun, Pemkot Semarang masih mengizinkan acara pernikahan dan kematian maksimal dihadiri 50 orang. Begitu juga acara peribadatan bisa digelar dengan peserta 50 persen dari kapasitas tempat ibadah.
JAMAL A. NASHR
Baca: Ridwan Kamil Sebut Pemprov Jabar Tak Punya Duit Jika Terapkan PSBB Bersubsidi