TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyebut penyebaran varian delta (B.1.617.2) di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah berasal dari transmisi lokal.
"Kalau kita melihat di Kudus, seluruh transmisi varian 1.617 yang kami temukan, semuanya merupakan transmisi lokal," ujar Nadia dalam diskusi daring, Sabtu, 19 Juni 2021.
Menurut sejumlah penelitian, varian delta ini lebih cepat menular. Untuk itu, Nadia meminta masyarakat agar membatasi mobilitas dan taat menjalankan protokol kesehatan.
Berdasarkan data Kemenkes per 13 Juni yang diperoleh Tempo, sudah ditemukan 104 kasus varian delta di lima provinsi, 75 kasus di antaranya terdeteksi di Kudus, Brebes, dan Cilacap.
Hasil penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) di Kudus menunjukkan, dari 28 dari 34 atau sekitar 82 persen dari sampel yang diuji merupakan varian Delta (B.1.617) dari Covid-19.
Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM, Gunadi menyebut, varian delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus.
“Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi. Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja,” ujar Gunadi seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes, Selasa, 15 Juni 2021.
DEWI NURITA
Baca: Tingkatkan Imunitas, Pemkab Kudus Naikkan 5 Kali Lipat Target Vaksinasi